Welcome to BPP Kedungwaru

Senin, 25 Februari 2013

TABULAPOT


TABULAMPOT

Oleh : Ety Setyaningsih, SP

Tabulampot adalah istilah yang baru sekitar sepuluh tahun terakhir muncul di masyarakat. Sebenarnya tabulampot merupakan akronim dari tanaman buah dalam pot. Tanaman buah yang lazim ditanam dalam pot adalah jeruk (keprok, siam dan manis), mangga, belimbing, rambutan sampai ke nangka. Mula-mula, tanaman buah ini ditanam dalam pot dalam rangka pembenihan (penangkaran). Secara tradisional, para penangkar benih tanaman buah, menyemai biji di lahan sawah, kemudian menyambungnya dengan mata tempel maupun sambung pucuk.

Sebelum polybag (kantong plastik hitam) diketemukan, para penangkar memindahkan benih tanaman buah ini ke dalam keranjang bambu agar tidak mengalami kerusakan ketika diangkut jarak jauh. Agar benih bisa lebih tahan lama sebelum dipasarkan, maka tanaman tersebut juga ditaruh dalam pot gerabah maupun drum bekas. Sampai sekarang pun, para penangkar di Lampung dan beberapa tempat lainnya masih tetap menggunakan keranjang bambu untuk menampung benih yang baru saja dicabut dari lahan sawah. 
Tahun 1982, merupakan titik awal dari sebuah bisnis baru, yakni perdagangan tanaman buah dalam pot. Kebetulan pada waktu itu ada jenis jambu biji baru yang disebut sebagai jambu bangkok. Pada pameran tanaman yang diselenggarakan di Taman Impinan Jaya Ancol, benih jambu bangkok ukuran 30 cm. dalam polybag kecil, dijual dengan harga Rp 50.000,- per polybag. Nilai tersebut kuranglebih sama dengan benih lengkeng dataran rendah ukuran 30 cm, yang dipasarkan dengan harga Rp 200.000,- per polybag.
Sejak tahun 1982, para penangkar benih mulai melihat adanya trend untuk menanam tanaman buah dalam pot yang sebenarnya telah dimulai pada awal tahun 1970an secara terbatas. Trend ini muncul akibat gerakan penghijauan yang pada waktu itu dicanangkan oleh Gubernur DKI Ali Sadikin. Mereka yang halaman rumahnya terbatas namun ingin punya banyak tanaman, mulai tertarik untuk mengembangkan tanaman hias dan tanaman buah dalam pot. Tanaman-tanaman tersebut akan melambung harganya apabila dijual dalam kondisi berbunga atau berbuah.
Saat ini, tanaman mangga ukuran 1,5 atau 2 m. yang sedang berbuah lebat (bisanya belasan buah) dalam drum, akan bisa laku antara Rp 500.000,- sd. Rp 1.000.000,- Padahal riil modal untuk membuahkan mangga dalam drum itu hanya sekitar Rp 100.000,- Sebab benih mangga ukuran 1,5 m. dalam polybag besar, harganya hanya sekitar Rp 50.000,- pada penangkar besar. Drum bekas (separo) harganya Rp 25.000,- ongkos pemindahan, penambahan media pupuk serta perawatan Rp 25.000,- hingga total modal yang dikeluarkan Rp 100.000,- Harga tanaman buah dalam pot Rp 500.000,- sd. Rp 1.000.000,- hanya berlaku pada counter tanaman ternama misalnya Trubus, Wijaya Tani, Taman Buah Mekarsari dll. Atau pada event pameran berkelas nasional yang rutin seperti Flona di Lapangan Banteng, Jakarta. Ketika itu, aneka tanaman buah yang sedang berbuah dalam pot bermunculan. Biasanya, tanaman ini sengaja dipersiapkan oleh para penangkar sekitar 8 bulan  sebelumnya. Mereka mengumpulkan bahan tanaman yang baik dan sehat. Setelah terkumpul, selama 1 bulan tanaman ini lebih disehatkan lagi kondisinya, sekaligus diberi pupuk NPK dosis tinggi.

Setelah itu tanaman diberi perlakukan stres air. Penyiraman hanya dilakukan agar tanaman tidak mati. Kalau perlakuan stres air ini terjadi pada musim penghujan, maka drum atau ember plastik besar itu ditutup dengan plastik. Bisa pula seluruh tanaman diberi naungan plastik bening. Setelah sekitar 1 sd. 2 bulan mengalami stres air, tanaman disiram kembali seperti biasa. Dalam kondisi demikian, tanaman akan langsung berbunga dengan lebatnya. Banyak penangkar benih yang menggunakan zat perangsang tumbuh (hormon) tanaman seperti paklobutrazol untuk memacu keluarnya bunga.
Sumber paling hulu dari produksi tabulampot adalah penangkar benih. Mereka menyemai biji understump di lahan sawah. Pada umur tiga sampai dengan empat bulan, semai understump akan disambung dengan mata tempel (okulasi) atau pucuk (enten dan penyusuan) dari pohon induk yang unggul. Beberapa penangkar malahan berani melakukan penyambungan ketika semai understump baru berumur satu bulan. Dua sampai tiga bulan sejak penyambungan, benih sudah mencapai ukuran sekitar 30 cm dan bisa dipasarkan. Biasanya, penangkar akan menjual benih tanaman buah ini secara cabutan. Baik dengan maupun tanpa diberi keranjang bambu.
Para produsen tabulampot, kebanyakan membeli benih cabutan langsung dari para penangkar. Alasan mereka, benih demikian sangat murah. Harga tiap batang benih rata-rata masih di bawah Rp 5.000,- Oleh produsen tabulampot, benih cabutan ini diberi media tanah campur sekam, pupuk kandang dan dibungkus karung plastik. Benih karungan ini disemai di lahan sawah. Pupuk urea bekas padi yang masih berada di lahan sawah itu, akan dimanfaatkan oleh benih tanaman buah yang disemai di sana. Dalam jangka waktu satu tahun, ukuran benih sudah bisa mencapai lebih dari satu meter. Benih demikian akan diangkat dan dipindah ke polybag ukuran 60.
Media polybag untuk tanaman karungan yang baru saja dicabut dari lahan sawah, tetap berupa campuran tanah, sekam bekas litter ayam pedaging dan pupuk kandang, biasanya pupuk domba. Selain itu, media juga dicampur dengan pestisida butiran, misalnya Furadan dan pupuk lengkap NPK. Nilai benih tanaman buah ini sudah meningkat antara Rp 40.000,- sd. Rp 50.000,- per polybag. Bahkah di penjual tabulampot yang terkenal, benih demikian sudah mencapai harga Rp 100.000,- per polybag. Tanaman polybag ini ditaruh di lahan terbuka yang terkena sinar matahari penuh. Agar hama seperti cacing tanah dan orong-orong tidak masuk ke media tanam, lahan diberi alas karung plastik atau plastik bahan tenda.
Tanaman yang berada dalam polybag ini harus terus menerus disiram ketika tidak hujan. Selain itu pemangkasan cabang dan ranting yang tidak produktif juga dilakukan. Dalam jangka waktu sekitar tiga bulan, biasanya tanaman akan menumbuhkan tunas-tunas baru bahkan kadang-kadang juga bunga. Nilai tanaman yang telah menumbuhkan bunga, akan naik menjadi Rp 75.000,- sd. Rp 100.000,- per polybag. Setelah tunas-tunas yang tumbuh menjadi tua dan kuat, maka tanaman bisa dipindah ke dalam drum. Drum bekas ini dipotong menjadi dua sama ukuran dan masing-masing bisa digunakan untuk wadah tabulampot.
Media tanam drum juga sama dengan media tanam untuk polybag. Namun prosentase sekam serta pupuk kandangnya ditambah. Maksudnya agar bobot tabulampot tidak terlalu berat. Akar tanaman juga bisa tumbuh dengan lebih leluasa. Setelah drum dengan medianya siap, tanaman dipindah dari polybag ke dalam drum. Drum-drum ini ditaruh berjajar di lahan yang menerima sinar matahari penuh. Tiap hari, terutama kalau tidak turun hujan, tanaman harus disiram. Beda dengan polybag yang bisa ditaruh langsung di atas tanah, maka wadah drum ini harus diberi ganjal batako atau konblok yang cukup kuat. Nilai tabulampot dalam wadah drum antara Rp 150.000,- sd. Rp 200.000,- tergantung jenis dan kondisi tanamannya.
Cara untuk membuahkan tabulampot adalah dengan memberi pupuk NPK dengan kandungan P (posphat) dosis tinggi. Bisa pula dengan pupuk NPK 16 - 16 - 16 ditambah dengan pupuk SP. Selang dua bulan setelah pemberian pupuk dengan kandungan P tinggi, tanaman diberi stres air. Selama beberapa minggu tanaman dibiarkan kekurangan air. Apabila stres air akan dilakukan pada saat musim hujan, maka tabulampot diberi naungan plastik bening. Bisa pula bagian atas drum itu ditutup plastik hingga air hujan menyiram tajuk tanaman namun medianya tidak basah. Naungan plastik lebih berpengaruh terhadap kondisi tanaman dibanding dengan menutup bagian atas tanaman dengan drum.
Kalau upaya ini belum cukup, tanaman bisa disemprot dengan ZPT seperti Atonik dicampur dengan pupuk daun dengan dosis P tinggi. Pemberian ZPT khusus pembungaan yang mengandung Paklobutrazol, disarankan untuk dilakukan dengan ekstra hati-hati, sebab potensial bisa merusak kondisi tanaman. Dengan media berupa bahan organik, pemberian pupuk lengkap berdosis P tinggi dan perlakuan stres air, tabulampot akan segera berbunga. Agar bunga tidak rontok, bisa dibantu dengan pupuk KCL. Beda dengan tabulampot lain, bunga mangga sangat peka terhadap hujan. Agar bunga mangga tidak rontok, pada saat mekar harus dilindungi dari hujan. Caranya bisa dengan kerudung plastik bening.
Tabulampot yang paling mudah dibuahkan antara lain belimbing manis (semua jenis), jeruk (siam, manis, nipis, pomello), mangga (apel. nam dok mai), rambutan (binjai), sawo manila (semua jenis), nangka (mini), jambu air (semua jenis), jambu biji (semua jenis), kedondong (bangkok/mini), salak (pondoh), anggur (isabella), jamblang/juwet (putih), lengkeng (dataran rendah). Yang tergolong sulit dibuahkan dalam pot antara lain duku, manggis, apel. Yang sampai saat ini belum pernah bisa dibuahkan dalam pot adalah durian. Tabulampot favorit yang banyak dicari konsumen adalah mangga, jambu air dan jeruk. Tabulampot mangga (drum) yang berbuah lebat (misalnya sampai belasan butir), bisa berharga di atas Rp 500.000,- per tanaman. (R) * * *

1 komentar: