Welcome to BPP Kedungwaru

Kamis, 14 Januari 2016

PEMBUATAN TELUR ASIN


PENGAWETAN DAN PENGOLAHAN TELUR  ITIK
SECARA  TRADISIONAL
Oleh :  Mulyo Apriyanto. SP
BPP  KEDUNGWARU

Pengawetan telur secara tradisional kini belum diketahui tentang standarnya, baik mengenai komposisi bahan pengawet yang dipakai maupun hasil yang diharapkan.





-
          Cara tradisional : Pengawetan dengan garam ( curing / Agents ). Telur yang digunakan adalah telur itik sehingga aroma telur tersebut dapat hilang atau berkurang sehingga untuk lauk pun lebih disenangi



 


-          Peranan garam: Penghambat pertumbuhan mikroorganisme utamanya mikroorganisme patogen, menghambat dan mencegah mikroorganisme yang tidak dikehendaki,sebagai bahan pengawet.



 





-          Cara pengasinan telur :
§  .Cara basah  :
1)      Seleksi dan pencucian telur yaitu memilih telur yang          cangkangnya betul-betul utuh
      2)      Pencucian memakai air bersih bisa air hangat atau telur direndam supaya kotoran lebih mudah dihilangkan sehingga cangkang telur tampak utuh dan bersih.
     3)      Penggosokan cangkang telur dengan kain kasar atau sabut kelapa agar kotoran maupun kulit ari bisa lepas sehingga garam lebih cepat masuk ke dalam telur.
4)      Telur yang sudah bersih diangin-anginkan dalam temperatur kamar.
5)      Penggaraman air dua bagian ditambah garam satu bagian diaduk ratakan lalu direbus sampai mendidih lalu didinginkan untuk satu setengah liter larutan dapat dimasukkan lima belas butir telur itik.
6)      Perendaman dapat dilakukan 7-15 hari sesuai dengan selera rasa asinnya.
7)      Telur diangkat dari rendaman untuk direbus dengan air dingin dan dididihkan selama 10 menit.
8)      Tambahkan sendawa untuk membuat kuning telur menjadi lebih tua dan daya tahan telur lebih lama (2 sendok teh sendawa untuk 1,5 liter larutan)


§  Cara kering (dry curing) :
      1)  Telur diseleksi dan dicuci bersihkan cangkang telur dari kotoran, lalu gosok dengan kain kasar atau sabut kelapa supaya kutikula atau pori-pori pada cangkang telur terbuka.
2)      Masukkan dalam adonan berbentuk pasta yang terbuat dari garam dan abu dapur atau garam dan bubukan batu bata merah dengan imbangan 1 dibanding 5 artinya tambahkan air secukupnya.
3)      Dapat dilakukan selama 7 atau 15 hari dalam adonan.
4)      Dibersihkan dari pasta atau adonan masukkan dalam air dingin dan direbus sampai mendidih selama 10 menit.



Posted by : Apriyanto, Sp
BPP Kedungwaru X
Tema Sinar Tani  Mei 2012


























 





















2 komentar: