Welcome to BPP Kedungwaru

Jumat, 26 Maret 2021

Kegiatan Penyemprotan Pestisida Pada Tanaman Padi di Desa Mangunsari

Pada tanggal 12 Maret 2021 bertempat di lahan persawahan padi kelompok tani Bangun Lestari I desa Mangunsari, dilaksanakan kegiatan pengendalian penyakit hawar daun bakteri. Penyakit hawar daun bakteri dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman padi sehingga berujung pada penurunan hasil produksi. Pengendalian penyakit hawar daun bakteri tersebut dilakukan dengan penyemprotan fungisida Sultricob WP 93 pada tanaman padi.  Kegiatan tersebut diikuti oleh anggota kelompok tani Bangun Lestari I, petugas POPT, Penyuluh Pertanian Lapangan dan juga Koordinator BPP Kecamatan Kedungwaru.

Kegiatan diawali dengan pembekalan informasi yang berisi jenis pestisida yang akan digunakan dan takaran dosis yang digunakan harus tepat dan sesuai dengan luasan lahan. Pembekalan disampaikan oleh pembimbing lapang.

“Pestisida yang digunakan merknya Sutricob. Sutricob ini mengandung 93% fungisida dan sisanya tepung. 1/2 bungkus dapat dilarutkan pada 60 liter air.” Jelas bapak Suhartoyo pembimbing lapang POPT BPP Kedungwaru.

Setelah pembekalan, kemudian dilakukan pelarutan pestisida Sutricob pada 60 liter air didalam drum. Pada saat melarutkan pestisida sebaiknya menggunakan masker, dengan tujuan agar tidak terhirup dan berdampak pada kesehatan. Selanjutnya para petani mengambil larutan yang kemudian dimasukkan kedalam alat penyemprotan dan langsung disemprotkan pada tanaman padi yang dibudidayakannya.

Penyakit hawar daun bakteri (HDB) atau yang biasa dikenal kresek merupakan salah satu penyakit utama pada tanaman padi. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. Oryzae. Penyakit ini dapat menginfeksi tanaman padi sejak fase vegetatif hingga fase generatif, yaitu mulai dari fase pesemaian hingga menjelang panen. Patogen menginfeksi tanaman padi pada bagian daun melalui luka daun atau melalui lubang alami berupa stomata dan merusak klorofil daun, sehingga menurunkan kemampuan tanaman untuk berfotosintesis. Apabila hal ini terjadi pada fase generatif maka proses pengisian gabah kurang sempurna (Sudir, 2012).

🌾Gejala Serangan

       Gejala yang ditimbulkan oleh bakteri ini yaitu mulai dari terbentuknya garis berwarna keabu-abuan pada helaian daun yang akan berubah menjadi kuning kemudian putih. Gejala ini umum dijumpai pada stadium anakan, berbunga, dan pemasakan. Serangan penyakit pada tanaman yang masih muda dinamakan kresek, yang dapat menyebabkan daun berubah menjadi kuning pucat, layu, dan kemudian mati. Kresek merupakan bentuk gejala yang paling merusak. Perkembangan penyakit hawar daun bakteri dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama kelembapan, suhu dan cara budidaya, varietas dan pemupukan N. (Wahyudi, et.al., 2011).

🌾Pengendalian dan Pencegahan

     Penyakit bakteri padi relatif sulit dikendalikan, karena patogen beragam dan sifat genetiknya mudah mengalami mutasi, terutama virulensinya terhadap varietas padi. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit hawar daun bakteri pada padi sawah menurut Yanti, et.al (2018), antara lain:

  1. Menanam varietas yang tahan terhadap serangan hawar daun bakteri. Varietas tahan lebih aman digunakan karena tidak menyebabkan pencemaran lingkungan.
  2. Mengaplikasikan fugisida sintetik. Fungisida sintetik diaplikasikan ketika serangan penyakit sudah melebihi ambang batas.
  3. Mengurangi penggunaan pupuk N dengan dosis yang tinggi. Tanaman dengan penggunaan pupuk N dengan dosis yang tinggi tanpa diimbangi penggunaan pupuk Kalium akan menyebabkan tanaman menjadi lebih  rentan terhadap penyakit hawar daun bakteri.
  4. Sanitasi lahan dan pergiliran tanaman yang bukan inang patogen.

        Diharapkan dengan kegiatan penyemprotan ini dapat mencegah datangnya penyakit hawar daun bakteri dan tanaman padi yang dibudidayakan petani dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal sehingga petani mendapatkan hasil panen yang menguntungkan.



 





 

 

Referensi:

Wahyudi, A.T, Siti Meliah, dan Abdjad A.N. 2011. Xanthomonas oryzae pv. oryzae Bakteri Penyebab Hawar Daun pada Padi: Isolasi, Karakterisasi, dan Telaah Mutagenesis dengan Transposon. Jurnal MAKARA SAINS. 15(1): 89-96

Yanti S., Marlina , dan Fikrinda. 2018. Pengendalian Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Padi Sawah Menggunakan Fungi Mikoriza. Jurnal Agroecotania. 1(2):  

Sudir, B.N dan Triny S.K. 2012. Epidemiologi, Patotipe, dan Strategi Pengendalian Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Tanaman Padi Jurnal IPTEK Tanaman Pangan. 7(2): 79-87

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar