Welcome to BPP Kedungwaru

Senin, 15 Oktober 2018

TEKNOLOGI PASCA PANEN JAGUNG

Posting by : Susanti Dewi Anggarani

Apa Tahapan Pascapanen Jagung ?

Teknologi penanganan pascapanen jagung terdiri dari 5 (lima) kelompok kegiatan yaitu pemanenan, pengangkutan, pengeringan, pemipilan dan penyimpanan.
Apa Tujuan Penanganan Pascapanen Jagung?
Tujuan penanganan pascapanen jagung adalah untuk mendapatkan butiran jagung dengan kualitas yang baik yang dimulai dengan penentuan umur panen yang tepat, mengurangi susut panen dan perontokan, cepat melakukan penjemuran biji dan penyimpanan pada kadar air dan wadah yang tepat, sehingga mendapatkan harga jual yang tinggi.

Apa yang Perlu Diperhatikan pada Kegiatan Pemanenan Jagung?
Waktu panen menentukan mutu biji jagung, pemanenan yang terlalu awal menyebabkan banyak butir muda sehingga kualitas rendah dan tidak tahan simpan. Pemanenan yang terlambat menurunkan kualitas dan meningkatkan kehilangan hasil. Jagung siap panen ditandai dengan daun dan batang tanaman mulai menguning dan berwarna kecoklatan pada kadar air sekitar 35-40%. Panen optimum merupakan saat panen yang paling tepat untuk mendapatkan kualitas hasil
panen yang baik. Pada umumnya kadar air jagung yang dipanen pada kondisi optimal tersebut sesuai untuk konsumsi sebagai pangan, pakan dan industri. Penundaan kegiatan panen akan menurunkan kualitas jagung. Perlu dihindari tumbuhnya jamur dan cendawan dengan tanda-tanda klobot dan atau biji jagung berwarna kehitam-hitaman, kehijauan dan putih. Salah satu jamur yang menyerang jagung adalah Aspergillus sp. yang menghasilkan senyawa atau racun aflatoksin yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Sedangkan jagung yang dipanen muda atau dipanen lebih awal, dimanfaatkan untuk sayur, dimana saat kondisi tongkol masih sangat muda dan lunak. Jagung bakar dan rebus biasa dipanen lebih awal dari biasanya. Jagung dipanen dalam bentuk tongkol berkelobot, kemudian dikupas untuk menghilangkan klobotnya. Petani sering melakukan pengeringan atau mengangin-anginkan jagung berklobot pada rak beratap maupun tidak beratap.
Apa saja Tahapan-tahapan Pemanenan yang Harus Dilakukan?
Pemanenan jagung bergantung pada lokasi penanaman, jenis lahan dan ketersediaan teknologi. Petani pada lahan tadah hujan dan kering umumnya memanen dalam bentuk tongkol berklobot yang umumnya masih cukup basah. Hal ini karena panen dilakukan pada musim hujan. Pada kondisi tersebut kadar air berkisar antara 35-40%. Sedangkan pada sawah irigasi pemanenan dalam bentuk klobot biasanya pada kadar air yang lebih rendah yaitu berkisar antara 25-30% karena dipanen pada bulanbulan kering. Tongkol kemudian diangkut ke tempat pengumpulan, kemudian diangin-anginkan beberapa saat lalu dikupas, dan jagung bertongkol yang diperoleh dikeringkan lanjutan sampai siap dipipil. Panen dengan batang jagung yaitu dengan memotong batang setinggi pinggang, dimana jagung tongkol ini berkadar air sekitar 30-40%. Jagung dipotong pada bagian atas tongkol, kemudian dibiarkan dijemur di lapangan sampai pada kadar air sekitar 17-20% baru dipanen. Pemanenan dilakukan dengan cara memetik jagung dan mengupas kelobotnya langsung di batang pohonnya, tanpa dipotong batangnya terlebih dahulu.
Bagaimana Pengeringan Jagung Dilakukan?
Pengeringan adalah upaya untuk menurunkan kadar air biji jagung agar aman disimpan. Tahapan pengeringan dapat dikatagorikan menjadi: 1) pengeringan jagung tongkol di pertanaman, cara ini biasa dilakukan para petani di daerah tadah hujan dan kering, dimana periode persiapan pertanaman berikutnya tidak mendesak; 2) pengeringan dalam bentuk jagung tongkol dan 3) pengeringan dalam bentuk jagung pipilan.
Dianjurkan untuk menggunakan alas dari lembaran plastik yang kedap udara, untuk mencegah kontaminasi benda asing dan melindungi kondisi cuaca yang tidak menentu (hujan sewaktu-waktu). Proses pengeringan jagung tongkol dilakukan hingga kadar air sekitar 17- 18%, sehingga memudahkan untuk pemipilan. Selanjutnya jagung pipil tersebut dilanjutkan pengeringannya hingga kadar air penyimpanan, sekitar 13-14%. Pengeringan yang tidak memenuhi syarat (kadar air diatas 14%) akan menyebabkan jagung pipil mudah mengalami kerusakan dan turun kualitasnya di dalam penyimpanan. Dalam proses pengeringan perlu dilakukan pembalikan dari waktu ke waktu, antara lain setiap jam atau sesuai waktu yang diperlukan. 

sumber : http://www.jitunews.com/read/10440/proses-jitu-penanganan-panen-dan-pasca-panen-jagung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar