Welcome to BPP Kedungwaru

Kamis, 10 November 2016

Belerang Unsur Hara Penting Untuk Menaikkan Produksi Padi dan Tebu


Latar Belakang
Prioritas perhatian terhadap penggunaan pupuk masih bertumpu kepada unsur makro, seperti nitrogen, phosphor dan kalium. Penelitian penggunaan unsur hara lainnya terutama belerang (S) agak terabaikan. Padahal jauh sebelumnya para peneliti melaporkan bahwa daerah-daerah di Indonesia sudah menderita kekurangan unsur belerang. Contoh kasus tanah sawah kekurangan unsur S dilaporkan bahwa 55% dari kecamatan dipropinsi Jawa Barat menunjukkan status hara unsur S antara marjinal dan rendah. Di jalur Pantura yang dikenal sebagai sentra produksi padi terbesar di Jawa Barat ternyata 75% kecamatannya telah menunjukkan kekurangan unsur belerang. Fakta ini menunjukkan kekurangan unsure belerang bukan saja terjadi di Jawa Barat, tetapi mungkin juga terjadi di areal persawahan seluruh Indonesia kecuali dilahan bergambut. Hal ini perlu adanya pendataan peta penyebaran kekurangan belerang agar memudahkan program sulfurisasi.


Peranan Belerang (Sulfur)

Belerang merupakang unsure makro di antara 16 unsur esensial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Kebutuhan belerang bagi tanaman kurang lebih sama dengan phosphor. Penggunaan pupuk N, P dan K yang selama ini tidak mengandung belerang seperti Urea, TSP (1-2%) dan KCL. Padahal terjadi kekurangan belerang dapat disebabkan oleh pemupukan yang bebas belerang atau mengandung S sangat sedikit. Penanaman tebu dan varietas padi yang berpotensi berproduksi tinggi menyerap belerang dalam jumlah yang lebih besar. Bahkan praktek pertanaman intensif dan pola tanam ganda yang memerlukan suplai S yang lebih besar, pada gilirannya menyebabkan kekurangan unsure tersebut. Factor lainnya ialah akibat digunakannya sisa tanaman seperti jerami untuk makanan ternak dan bahan baku industri, turunnya penggunaan pestisida yang mengandung S, turunnya cadangan S tanah karena pencucian, terutama sulfat (SO4 ) oleh air hujan.
Sulfur terdapat di dalam tanaman dalam bentuk protein, sulfat dan senyawa yang mudah menguap (S-glukosida). Karena pemberian pupuk S ke dalam tanah dapat meningkatkan kandungan protein hasil panen. Di samping sebagai komponen protein, sulfur berperan pada perkembangan klorofil, walaupun bukan komponen klorofil. Tanaman yang menderita kekurangan sulfur memperlihatkan warna daun yang pucat kekuning-kuningan.

Penambahan Belerang pada Tanah  
Peranan pupuk ZA yang mengandung unsure belerang selain dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk P, juga bisa diandalkan untuk mempertahankan produktifitas. Penggunaan pupuk ZA dapat meningkatkan hasil gabah dan rendeman tebu. Penggunaan pupuk ZA dapat meningkatkan hasil lebih nyata, yakni sekitar 14%. Berdasarkan hasil-hasil penelitian, maka untuk keperluan perencanaan dan pelaksanaan intensifikasi tanaman padi sawah, anjuran dosis pepupukan ZA didasarkan kepada Peta Penyebaran Kekurangan Belerang pada Padi Sawah. Daerah-daerah yang berlegenda marjinal menggunakan 50 kg ZA / Ha. Anjuran penggunaan pupuk ZA harus disertai cara penghitungan pengurangan dosis Urea setara Nitrogen yang terkandung dalam ZA. Pengurangan ZA tanpa mereduksi pemakaian Urea akan mengakibatkan pemupukan berat sebelah N yang bertentangan dengan konsep pemupukan berimbang.
Penambahan belerang pada tanah dapat juga melalui pemberian pupuk Kalsium sulfat (CaSO4) yang biasanya dalam bentuk gips. Pemberian kompos atau pupuk kandang disamping menambah unsure S, juga hara-hara mikro lainnya yang diperlukan tanaman dan menambah aktifitas jasad renik dan makhluk kecil lainnya di dalam tanah. Semua itu penting untuk meningkatkan kesuburan dan produktifitas tanah.     

1 komentar: