Welcome to BPP Kedungwaru

Selasa, 04 Juni 2013

Penggemukan Sapi

Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi sistem penggemukan pada ternakSapi adalah teknik pemberian pakan/ ransum, luas lahan yang tersedia, umur dan kondisi sapi yang akan digemukkan, serta lama penggemukan. Di luar negeri, penggemukan sapi dikenal dengan sistem pasture fattening, dry lot fattening, dan kombinasi keduanya, sedangkan di Indonesia dikenal dengan sistem kereman atau sistem paron (Timor).
Cara penggemukan sapi yang paling efisien adalah penggemukan sapi yang dikurung di dalam kandang atau lazim disebut sistem kereman. Penggemukan dengan cara ini disamping dapat meningkatkan nilai jual sapi juga akan memberikan nilai tambah terhadap kotoran ternak atau pupuk kandang yang dihasilkan. Usaha pemeliharaan sapi sistem kereman telah banyak dilakukan oleh para petani di Indonesia terutama pada daerah-daerah yang mempunyai ketersediaan hijauan yang cukup dan dekat dengan pasar ternak.

Cara penggemukan sapi potong sistem kereman dilakukan dengan teknologi pemeliharaan sebagai berikut :
  1. Sapi dipelihara dalam kandang terus menerus dan tidak digembalakan. Ternak sapi hanya sewaktu-waktu dikeluarkan, yakni pada saat membersihkan kandang dan memandikan ternak sapi.
  2. Semua kebutuhan ternak, baik berupa pakan dan air minum disediakan oleh peternak secara tak terbatas.
  3. Cara penggemukan sistem ini mengutamakan pemberian pakan berupa campuran rumput, leguminosa dan makanan penguat ( konsentrat ).
  4. Sapi penggemukan tidak untuk dijadikan tenaga kerja, hal ini bertujuan agar makanan yang dikonsumsi sepenuhnya diubah menjadi daging dan lemak sehingga pertumbuhan bobot badan meningkat secara cepat.
  5. Pada awal masa penggemukan, ternak sapi terlebih dahulu diberikan obat cacing.
  6. Untuk meningkatkan palatabilitas/nafsu makan perlu diberikan perangsang nafsu makan dan vitamin.
  7. Lama penggemukan berkisar 4 – 10 bulan. Hal ini tergantung dari kondisi awal dan bobot sapi yang digemukan.
Disamping hal yang berhubungan dengan aspek teknologi, suatu hal yang sangat penting juga diperhatikan oleh peternak dalam usaha penggemukan sapi potong adalah pemasaran. Di propinsi JATIM  biasanya harga komoditas ternak sapi cendrung meningkat  (lebih tinggi) pada harihari besar keagamaan seperti Hari Raya Idul Adha dan Hari Raya Idul Fitri. Untuk itu peternak harus
memperhitungkan kapan saat memulai dan menjual ternak sapi penggemukan.

Syarat Pakan Ternak Sapi
  • Hendaknya cukup mengandung zat gizi yang diperlukan tubuh yaitu : protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.
  • Disukai ternak (palatabilitas tinggi).
  • Bersih dan tidak tercemari kotoran atau bibit penyakit.
  • Tidak boleh dalam keadaan rusak (busuk, bercendawan).
  • Sebaiknya tidak mengandung benda-benda yang bersuhu rendah (misalnya embun pagi hari yang dapat menyebabkan sakit kembung/kejang perut pada ternak).
Jenis Pakan Ternak Sapi
1. Pakan Hijauan
Bahan pakan utama ternak sapi penggemukan adalah dalam bentuk hijauan yaitu berasal dari rumput unggul, rumput lokal dan leguminosa. Beberapa contoh hijauan pakan unggul berupa rumput yang dapat dibudidayakan adalah rumput gajah, rumput raja, rumput setaria, rumput mexico dan lain-lain, sedangkan hijauan pakan unggul berupa daun-daunan adalah leguminosa (kacang-kacangan seperti centro, siratro, lamtoro/petai cina dan gamal). Hasil sampingan tanaman pertanian yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi adalah brangkasan kacang tanah, kacang kedele, pucuk jagung muda dan lain-lain.
Hijauan pakan unggul berupa rumput potong::
  • Umumnya berumur panjang, tumbuh membentuk rumpun setinggi 60 – 150 cm bahkan lebih.
  • Berdaun lebat dan sistem perakarannya luas sehingga relatif tahan kering.
  • Tumbuh baik pada dataran tinggi sampai rendah.
  • Dapat diperbanyak dengan biji, pols (sobekan rumpun) dan stek batang dengan jarak 40 – 60 cm, sebaiknya ditanam pada awal musim hujan.
  • Panen (pemotongan/defoliasi) pertama dilakukan saat berumur ± 2 bulan. Pemotongan berikutnya dilakukan setiap 1,5 bulan dengan tinggi pemotongan 10 – 15 cm dari permukaan tanah.
  • Pemupukan awal pada saat pengolahan tanah dengan dosis 10 ton pupuk kandang, 50 kg KCl dan 50 kg TSP per hektar. Pemupukan selanjutnya dilakukan setelah 3 kali pemotongan dengan takaran yang sama. Sedangkan urea diberikan pada saat tanaman berumur 2 minggu sebanyak 50 kg/ha.
Selama ini pohon lamtoro dimanfaatkan sebagai tanaman pagar, tanaman pelindung, kayu bakar, pupuk hijauan dan pencegah erosi serta daunnya dapat dimanfaatkan sebagai hijauan pakan bagi ternak yang diberikan dalam bentuk segar. Daun lamtoro dapat diberikan 40 % dari hijauan pakan dan dalam pemberiannya dicampur dengan hijauan lain. Lamtoro dipanen setelah berumur 6 – 9 bulan dengan cara pemangkasan. Lamtoro dapat ditanam dengan jarak 0,5 – 1 m.
Pada penggemukan sapi secara kereman dimana ternak dikandangkan terus menerus sangat memerlukan ketersediaan hijauan dalam jumlah cukup dan memiliki nilai gizi yang baik. Sehingga pemberian rumput lapangan saja sudah tidak memungkinkan lagi mengingat ketersediaannya sangat dipengaruhi musim serta semakin terbatasnya padang penggembalaan, disamping itu nilai gizi rumput lapangan yang sangat rendah.
Sebagai alternati f penyediaan pakan hijauan sepanjang tahun dianjurkan dengan menanam hijauan pakan ternak dengan sistem 3 (tiga) strata. Sistem tiga strata merupakan suatu pola tanam hijauan pakan ternak yang ditujukan untuk menyediakan pakan sepanjang tahun. Susunan 3
strata yang dimaksud adalah:
  • Strata – 1 : Terdiri dari tanaman rumput potong (rumput gajah (Pennisetum purpureum), Panicum maxcimum, Andropogon gayamus, Setaria Sp dan lain-lain)
  • Strata – 2 : Terdiri dari tanaman hortikultura/tanaman pangan
  • Strata – 3 : Terdiri dari legum pohon (sengon, waru, lamtoro, gamal)
selain untuk pakan pada musim kemarau panjang, tanaman tersebut juga dapat digunakan sebagai tanaman pelindung dan pagar kebun maupun kayu bakar.
Pemberian pakan hijauan pada ternak dapat dilaksanakan dengan memberikan rumput jenis unggul seperti rumput raja (King Grass), rumput gajah, rumput benggala, setaria, rumput mexico dan lain-lain. Atau mencampurkannya dengan tanaman leguminosa seperti Gamal (Glyricidia), Kaliandra, Turi, Lamtoro, Siratro yang memiliki nilai gizi tinggi.
2. Pakan Penguat (Konsentrat)
Konsentrat adalah campuran dari beberapa bahan pakan untuk melengkapi kekurangan gizi dari hijauan pakan ternak. Bahan pakan konsentrat yang dapat diberikan pada ternak sapi antara lain : dedak padi, bungkil kelapa, jagung giling, bungkil kacang tanah, ampas tahu, ampas kecap, dan lain-lain. Campuran bahan pakan konsentrat yang diberikan pada ternak sangat tergantung kepada harga dan ketersediaan bahan pakan di sekitar lokasi usaha penggemukan ternak sapi.
Dari berbagai hasil penelitian beberapa formulasi pakan konsentrat yang dapat diberikan pada penggemukan sapi potong diantaranya adalah :
  1. Campuran 70 % dedak padi dan 30 % bungkil kelapa, kemudian ditambahkan dengan 0,5 % tepung tulang dan 1 % garam dapur.
  2. Campuran 2 bagian dedak + 1 bagian bungkil kelapa + 1 bagian jagung. Selanjutnya ditambahkan tepung tulang dan garam dapur sebanyak 1 – 2 % kedalam campuran pakan tersebut.
  3. Campuran 70 % dedak padi + 25 % bungkil kelapa + 5 % jagung giling, kemudian ditambahkan 1 % tepung tulang dan garam dapur.
Pemberian PakanSapi
Pakan yang diberikan pada ternak sapi penggemukan diarahkan untuk mencapai pertambahan bobot badan yang setinggi-tingginya dalam waktu relatif singkat. Untuk itu pemberian pakan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan ternak baik dari segi kuantitas maupun nilai gizinya. Pakan hijauan diberikan pada sapi sebanyak 10 – 12 % dan pakan konsentrat 1 – 2 % dari bobot badan ternak. Pemberian hijauan dapat dilakukan 3 kali sehari yakni pada pukul 08.00 pagi, 12.00 siang dan pukul 17.00 sore hari, sedangkan pakan konsentrat diberikan pagi hari sebelum pemberian hijauan. Ketersediaan air minum untuk ternak sapi adalah hal yang tidak kalah penting diperhatikan. Kebutuhan air minum bagi sapi sebanyak 20 – 40 liter/ekor/hari, namun sebaiknya diberikan secara ad libitum (tidak terbatas).
Cara penyajian pakan hijauan pada ternak sebaiknya dicincang pendek-pendek agar lebih mudah dikonsumsi. Kemudian hasil cincangan rumput dibagi menjadi 6 bagian (untuk pagi 1 bagian, siang 2 bagian, dan sore sebanyak 3 bagian).

4 komentar:

  1. Ampas nanas apa nggak bisa di manfaatkan bagi peternak di Tulungagung ? Khusus nya pengemukan

    BalasHapus
  2. Di daerah saya ada perusahaan yg mghasilkan ampas nanas dlm 1 bulan jumlahnya bs mencapai 20 ton

    BalasHapus
  3. Di daerah saya ada perusahaan yg mghasilkan ampas nanas dlm 1 bulan jumlahnya bs mencapai 20 ton

    BalasHapus
  4. Ampas nanas apa nggak bisa di manfaatkan bagi peternak di Tulungagung ? Khusus nya pengemukan

    BalasHapus