Welcome to BPP Kedungwaru

Sabtu, 14 Februari 2015

PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER PANGAN UNTUK MENCUKUPI GIZI KELUARGA




          Pekarangan adalah lahan sekitar rumah  untuk domisili  penduduk dipedesaan  yang  diabatasi oleh pagar  antar  tetangga, bisa pagar permanen berupa tembok atau pagar hidup berupa tanaman. (Soemarwoto 1975). Di dalam pekarangan ada  rumah, mungkin  kandang, kolam ikan dan sisa lahan disekitar rumah yang pemanfaatannya masih belum optimal. Di Kecamatan Kedungwaru luas lahannya  ada 2.732.194 Ha , yang  35%  ( 956,267 Ha ) berupa lahan pekarangan, sedangkan sisanya  1.775,927 Ha adalah  berupa tanah sawah dan tegal.

           Melihat  lahan pekarangan di Kecamatan Kedungwaru cukup luas dan bila dimanfaatkan dan dikelola secara intensif merupakan sumber pangan yang dapat mencukupi kebutuhan gizi keluarga tani di pedesaan. Sejalan dengan kebijakan Pemerintah untuk menganekaragamkan pangan non beras pekarangan punya andil cukup besar dalam penyediaan pangan dan gizi keluarga.


           Inilah tantangan dan tanggung jawab kita semua para penyuluh bagaimana lahan yang cukup potensi ini kita garap menjadi pekarangan yang bermanfaat sebagai sumber pangan dan gizi keluarga tani di pedesaan. Pemanfaatan  dan penataan Pekarangan yang baik akan berfungsi sebagai :
1.  Tempat tinggal yang nyaman ,sehat ,sejuk dan indah, maka tidak akan terjadi kesenjangan antara desa dan kota, karena dipedesaan pun sudah dijamah sarana dan prasarana jalan aspal dan listrik .
2.  Sebagai Apotek Hidup 
            Di era globalisasi dan perkembangan teknologi, dewasa ini  banyak kasus macam penyakit  yang dapat  disembuhkan dengan obat-obatan dari tumbuh-tumbuhan non kimia, maka para pakar obat-obatan mulai melirik tanaman empon-empon yang banyak tumbuh dipekarangan (Tanaman Toga). Maka pekarangan  agar bisa benar-benar berfungsi sebagai Apotek Hidup, kita bina dan di bantu teknisnya para petani dipedesaan supaya bisa menata pekarangannya sesuai syarat pekarangan yang sehat dan produktif. (wajah, bentuk dan isi).



         Di sudut pekarangan ini ada beberapa tanaman obat, yakni ada suruh merah, padan, lengkuas, daun salam dan kunir .
3.  Pekarangan sebagai  lumbung hidup : ( Penyedia bahan pangan )
         Bila lahan pekarangan  yang  cukup luas dikelola secara intensif  ,didalamnya ada kandang untuk ternak kambing etawa  atau ayam buras sebagai sumber  protein hewani berupa susu dan telur yang sangat berguna untuk kesehatan terutama pada anak balita dimasa pertumbuhannya.                                                                                                      
Susu kambing Etawa sangat berguna untuk masa pertumbuhan anak balita dan bagi orang dewasa bermanfaat untuk kesehatan serta meningkatkan stamina.



            Pekarangan selain untuk ternak kambing dan ayam buras,sebagai sumber pangan protein hewani, maka dapat di tanam berbagai macam umbi-umbian sebagai sumber karbohidrat  merupakan bahan pangan pengganti  beras.


Ketela pohon dan jagung sumber karbohidrat sebagai pangan pengganti beras

4.  Pekarangan sebagai Warung Hidup  : ( Penyedia kebutuhan sehari-hari )
          Lahan pekarangan  ditata dan dimanfaatkan  ibarat tanpa ada sejengkal tanah pun yang kosong semua digunakan secara efektif , produktif sehingga benar-benar  terwujud penataan pekarangan yang  sempurna. Bila bisa demikian kondisinya maka pekarangan  akan berfungsi sebagai warung hidup, dimana kebutuhan sehari-hari rumah tangga akan sayuran,buah-buahan bisa terpenuhi. Dengan demikian barangkali  semua kebutuhan rumah tangga  ibu tani di pedesaan sudah dapat tepenuhi  hanya  garam yang belum ada dipekarangan. Mau apalagi, ingin nyayur sudah ada tanaman sayuran milik sendiri,mau nyambal sudah ada lombok milik sendiri, mau pecel  lele sudah ada lelenya sendiri , mau dadar telor   telor miliknya  ayam.              
             Maka ironis sekali bila ibu-ibu tani di pedesaan kalau mau nyayur masih menunggu datangnya bakul etek ( Mlijo bakul sayuran  ), mestinya justru sebaliknya  menunggu bakul sayuran untuk menjuali  sisa  tanaman sayuran yang sudah tidak dimasak. Marilah wahai para Penyuluh dipundak kita beban  kwajiban yang harus kita laksanakan agar  pekarangan sebagai sumber pangan dan gizi keluarga bisa terwujud sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dipedesaan  tercapai. amin
Petani sejahtera,penyuluh bangga, petani sengsara, penyuluh menderita.

    
Tidak ada alasan petani ndak bisa tanam sayuran akibat tak punya lahan yang luas dengan pot dan polibag pun bisa di usahakan tanaman sayuran



    






Tidak ada komentar:

Posting Komentar