Membuat persemaian benih dan pemeliharaan di kebun Bibit
Posting By :
MULYO APRIYANTO. SP
Persemaian
(Nursery) adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih (atau bahan
lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan. Kegiatan
di persemaian merupakan kegiatan awal penyebaran benih di media tanam.
Penanaman benih ke media tanam dapat dilakukan secara langsung (direct
planting) dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih
dahulu di tempat persemaian. Penanaman secara langsung ke media tanam biasanya
dilakukan apabila biji-biji (benih) tersebut ingin dikembangbiakan dari
indukan. Pengadaan bibit/semai melalui persemaian yang dimulai sejak penaburan
benih merupakan cara yang lebih menjamin keberhasilan penanaman di media tanam,
selain pengawasannya mudah, penggunaan benih-benih lebih dapat dihemat dan juga
kualitas semai yang akan ditanam di media tanam lebih terjamin.
Rangkaian kegiatan memperbanyak tanaman sayuran di
kebun sekolah, ditentukan oleh teknik perbanyakan yang digunakan. Secara umum
terdapat dua teknik perbanyakan yang banyak dijumpai, yakni teknik perbanyakan
generatif dan teknik perbanyakan vegetatif.
Secara
teknis perbanyakan generatif
tanaman adalah perbanyakan yang berasal dari biji. Secara umum, pengertian
generatif adalah salah satu cara untuk memperbanyak tanaman dengan menggunakan
biji hasil perkawinan antara bunga jantan dan betina. Dari biji inilah nantinya
berkembang menjadi tanaman baru sebagai regenerasi pohon induknya. Biji yang dihasilkan
tanaman sayuran sangat bervariasi baik ukuran maupun bentuk (Anonim, 2009).
Rangkaian
teknik perbanyakan generatif yang dilakukan dalam kebun sekolah antara lain
sebagai berikut.
1)
Pengunduhan Buah/Biji
Biji
yang sudah masak secara fisik dan fisiologis dipanen dengan dipetik untuk
diambil bijinya. Pada beberapa jenis tertentu biji yang sudah masak dibiarkan
jatuh dari pohonnya kemudian dikumpulkan.
2)
Seleksi Buah/biji
Biji
yang telah dipanen kemudian dipilih yang berisi, tidak kosong, sehat, dan tidak
diserang hama/penyakit. Cara pemisahannya dapat dilakukandengan perendaman
dalam air, dimana biji yang terapung dibuang. Seleksi yang lain dapat dibedakan
berdasarkan besar kecilnya biji maupun bentuknya. Kemudian biji dapat dijemur
dan dimasukkan ke dalam kantung plastik, sampai siap untuk disemai.
3)
Penaburan biji
Jenis
biji yang tidak memerlukan waktu simpan yang lama segera disemaikan dalam bak
tabur. Perlakuan pada tingkat persemaian yang perlu diperhatikan adalah
kecukupan air, media tanam yang subur,interisitas sinar matahani, dan
kelembaban udara.
4)
Penyapihan
Dalam
waktu tertentu biji yang tetah ditabur akan muncul tunas tanaman. Setelah
muncul daun muda yang sempurna segera pindahkan tanaman dan bak persemaian ke
dalam polybag yang berisi campuran media tanah dan pupuk kompos. Tempatkan ke
dalam areal persemaian yang memiliki intensitas cahaya matahari 50-75%, lakukan
penyiraman secukupnya dan berikan pupuk dasar agar menunjang pertumbuhan
tanaman.
5)
Pemeliharaan dan Perawatan sampai dengan siap tanam
Tanaman
dipelihara antara lain dengan pemberian pupuk, pembersihan dari gulma,
penyemprotan dengan insektisida/fungisida ketika tanaman diserang hama/jamur
dan pemeliharaan lainnya. Lama pemeliharaan ditingkat semai bervaniasi
tergantung biji sayuran.
Dengan teknik perbanyakan secara generatif kadangkala bibit yang dihasilkan
menyimpang dari sifat induknya. Hal ini akan menguntungkan jika perubahan sifat
tersebut lebih baik atau setidaknya sama dengan induknya. namun jika yang
terjadi sebaliknya, hal tersebut akan sangat merugikan. Penyimpangan yang
terjadi salah satunya disebabkan adanya ketidaksempurnaan kualitas biji, tanah,
intensitas penyinaran, dan lain sebagainya. Tanaman yang dihasilkan dari teknik
ini memilki beberapa kelebihan, antaralain umumnya tumbuh subur, mempunyai
bentuk yang baik, sehat, kuat dan lebih tahan karena mempunyai akar yang jauh
ke dalam (Zaedin, 1985).
Teknik
perbanyakan vegetatif yaitu teknik perbanyakan tanaman dengan mengambil
sebagian dari pohon induknya. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara
okulasi/tempelan, cangkok, menyusukan, menyambung, stek dan cara anakan.
Okulasi/tempelan yaitu cara perbanyakan tumbuhan dengan memindahkan seiris
kulit bermata tunas dari satu pohon ke tanaman lain yang sejenis (famili).
Cangkok yaitu cara perbanyakan tanaman dengan membuat cabang berakar pada
tempatnya, kemudian dipotong dan dipindahkan. Cara menyusukan dilakukan dengan
mempersatukan kedua batang/cabang dari tanaman yang sejenis. Sedangkan
menyambung dilakukan dengan memindahkan sepotong pucuk/ranting ke tanaman lain
yang sejenis. Stek adalah cara perbanyakan tanaman dengan memotong-motong dari
bagian tanaman batang/cabang, ranting/pucuk dan akar. Cara anakan dilakukan
dengan memisahkan anak/tunas dari induknya.
A.
Media tanam yang baik
Tahap
ini merupakan tahap awal dalam berkebun. Jika pekarangan luas lahan perlu
dibersihkan dari tanaman liar. Upayakan pembersihan lahan tidak menggunakan
bahan kimia karena residunya dalam tanah akan mengurangi produktivitas tanah.
Media tanam untuk bertanam sayur harus mengandung unsur-unsur mineral dan bahan
organik. Bila tanah berwarna gelap dan gembur, kita hanya perlu memberikan
pupuk tambahan pada saat penanaman. Sedangkan bila tanah berwarna agak terang,
pucat, dan padat maka kita perlu mengolahnya secara intensif dengan mencangkul
untuk mengemburkan tanah dilanjutkan dengan memberikan pupuk organik (pupuk
kandang atau kompos) dan pupuk kimia (TSP, KCl, dan Urea) secara berimbang
(Andhika, 2009). Untuk lahan sempit seperti Green House (kebun sekolah)
penanaman dalam pot dan vertikultur dapat menjadi alternatif. Yang perlu
dilakukan adalah memilih pot yang sesuai dengan karakterisitik tanaman, sehingga
ukuran dan porositas pot perlu diperhatikan.
Tidak
semua tanah atau media tanam itu subur. Hanya tanah dengan kandungan unsur
tertentu yang boleh dikata subur. Apakah itu?. Sebagai media tanam, tanah
menyediakan faktor-faktor utama untuk pertumbuhan tanaman, yaitu unsur hara,
air, dan udara dengan fungsinya sebagai media tunjangan mekanik akar dan suhu
tanah. Semua faktor tersebut haruslah seimbang agar pertumbahan tanaman baik
dan berkelanjutan.
Unsur
hara tanah yang diperlukan terdiri dari unsur makro (yang diperlukan dalam
jumlah banyak) meliputi N, P, K, Ca, Mg, dan S, dan unsur mikro (yang
diperlukan dalam jumlah sedikit) meliputi Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, dan Cl.Selain
kandungan unsur makro dan mikro, tanah juga harus mengandung air. Daya simpan
air pada jenis tanah tertentu akan berbeda, hal ini tergantung dari struktur
tanahnya. Yang diperlukan dari media yang baik adalah jenis tanah yang dapat
menyimpan air tetapi tidak berlebih, sesuai dengan kebutuhan tanaman dengan
kondisi musim apapun.
Selain
itu, tanah juga memiliki pH (derajat keasaman). Faktor ketersediaan air
berpengaruh terhadap tingkat keasaman tanah. Kisaran pH tanah untuk daerah
basah adalah 5-7 dan kisaran untuk daerah kering adalah 7-9. Hal ini
berpengaruh juga terhadap pemilihan jenis tanaman. Untuk daerah basah (ph 5-7)
pilihlah tanaman yang dapat tumbuh subur di kisaran ph seperti itu. Begitu juga
halnya dengan ph yang lainnya.
Hal
yang juga penting adalah kandungan udara. Keberadaan udara pada tanah akan
mempengaruhi kerapatan dan kepadatan struktur tanah. Perkembangan akar yang
sehat serta proses pernafasan udara oleh akar menjadi tolak ukur dari baik atau
tidaknya aerasi udara pada struktur tanah tertentu.
B.
Cara menyemai benih
Supaya
benih yang kita tanam akan berhasil tumbuh dengan subur, maka faktor-faktor
yang perlu kita perhatikan adalah sebagai berikut.
1)
Langkah pertama yang dilakukan untuk menyemai benih
(dalam hal ini diambil contoh benih cabai) cabai adalah dengan merendamnya
selama kurang lebih 12 jam dengan air hangat sekitar 50 derajat Celcius. Cara
ini dimaksudkan agar kulit benih menjadi lunak dan mempercepat pertumbuhan
benih.
2)
Setelah perendaman selesai, benih siap ditanam pada media semai dengan
komposisi tanah, pasir, pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1 atau sesuai
kebiasaan. Media semai lain dapat menggunakan campuran cocopeat dan pupuk
kandang dengan perbandingan 1 : 1. Cocopeat dan pupuk kandang sebaiknya diayak terlebih
dahulu. Tempat semai dapat menggunakan tray, polybag, kotak semai, atau disebar
pada bedeng semai. Saya menganjurkan pemakaian tray sebagai tempat semai,
karena penggunaanya sangat mudah dan dapat dipakai terus-menerus untuk
penyemaian.
3)
Setelah benih dan media semai telah siap, langkah berikutnya adalah tahap
penanaman benih ke dalam media semai. Apabila anda menggunakan tray semai atau
polybag, benih dapat langsung dimasukan kedalam lubang yang telah diisi media
semai pada tray. Sedangkan pada bedeng semai, perlu diperhitungkan dalam
meletakan benih, apabila jaraknya terlalu dekat, dapat mengganggu pertumbuhan
bibit nantinya.
4)
Jaga agar media semai tetap lembab dan jangan diletakkan pada tempat yang
terkena cahaya matahari langsung. Anda dapat membuat rumah-rumahan kecil dengan
atap plastik UV untuk meletakkan semaian cabai.
Setelah beberapa hari, benih mulai tumbuh dan pada umur 20 hari, benih siap
ditanam di media tanam yang lebih luas.
5)
Perwatan benih yang telah tumbuh dengan cara menyiraminya bila tanah kelihatan
kering. Penyiraman sebaiknya dilakukan pagi hari sebelum matahari terbit. Bisa
juga sore hari menjelang matahari terbenam. Penyiraman sebaiknya dilakukan
dengan selang agar debit air tidak terlalu deras. Hal ini untuk menghindari
media tanam di pemukaan pot hilang akibat tekanan air yang deras. Cabe akan
tumbuh subur bila ditanam di media tanam yang subur. Media tanam bisa dibuat
sendiri dengan cara mencampur pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1 :
1. Pupuk kandang bisa diganti kompos.
Sumber
:
SELEKSI BENIH DAN BIBIT DALAM PEMULIAAN
TANAMAN KEHUTANAN
Marwa Prinando, Muthia Sri Rahayu, Oman Nurrahman,
Sri Gosleana, Muhrina S Hasibuan, Nayunda Pradma W, Aditya Wahyu Tri
Asmoro, R. Faid Abdul Manan,Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata,Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor,ditulis Oktober 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar