Posting by : Susanti Dewi Anggarani
Apa Tahapan
Pascapanen Jagung ?
Teknologi
penanganan pascapanen jagung terdiri dari 5 (lima) kelompok kegiatan yaitu pemanenan,
pengangkutan, pengeringan, pemipilan dan penyimpanan.
Apa Tujuan
Penanganan Pascapanen Jagung?
Tujuan
penanganan pascapanen jagung adalah untuk mendapatkan butiran jagung dengan
kualitas yang baik yang dimulai dengan penentuan umur panen yang tepat, mengurangi
susut panen dan perontokan, cepat melakukan penjemuran biji dan penyimpanan
pada kadar air dan wadah yang tepat, sehingga mendapatkan harga jual yang
tinggi.
Apa yang Perlu
Diperhatikan pada Kegiatan Pemanenan Jagung?
Waktu panen
menentukan mutu biji jagung, pemanenan yang terlalu awal menyebabkan banyak butir
muda sehingga kualitas rendah dan tidak tahan simpan. Pemanenan yang terlambat menurunkan
kualitas dan meningkatkan kehilangan hasil. Jagung siap panen ditandai dengan
daun dan batang tanaman mulai menguning dan berwarna kecoklatan pada kadar air sekitar
35-40%. Panen optimum merupakan saat panen yang paling tepat untuk mendapatkan
kualitas hasil
panen yang baik.
Pada umumnya kadar air jagung yang dipanen pada kondisi optimal tersebut sesuai
untuk konsumsi sebagai pangan, pakan dan industri. Penundaan kegiatan panen
akan menurunkan kualitas jagung. Perlu dihindari tumbuhnya jamur dan cendawan
dengan tanda-tanda klobot dan atau biji jagung berwarna kehitam-hitaman,
kehijauan dan putih. Salah satu jamur yang menyerang jagung adalah Aspergillus
sp. yang menghasilkan senyawa atau racun aflatoksin yang berbahaya bagi
kesehatan manusia. Sedangkan jagung yang dipanen muda atau dipanen lebih awal,
dimanfaatkan untuk sayur, dimana saat kondisi tongkol masih sangat muda dan
lunak. Jagung bakar dan rebus biasa dipanen lebih awal dari biasanya. Jagung
dipanen dalam bentuk tongkol berkelobot, kemudian dikupas untuk menghilangkan
klobotnya. Petani sering melakukan pengeringan atau mengangin-anginkan jagung
berklobot pada rak beratap maupun tidak beratap.
Apa saja
Tahapan-tahapan Pemanenan yang Harus Dilakukan?
Pemanenan jagung
bergantung pada lokasi penanaman, jenis lahan dan ketersediaan teknologi.
Petani pada lahan tadah hujan dan kering umumnya memanen dalam bentuk tongkol
berklobot yang umumnya masih cukup basah. Hal ini karena panen dilakukan pada
musim hujan. Pada kondisi tersebut kadar air berkisar antara 35-40%. Sedangkan
pada sawah irigasi pemanenan dalam bentuk klobot biasanya pada kadar air yang
lebih rendah yaitu berkisar antara 25-30% karena dipanen pada bulanbulan kering.
Tongkol kemudian diangkut ke tempat pengumpulan, kemudian diangin-anginkan
beberapa saat lalu dikupas, dan jagung bertongkol yang diperoleh dikeringkan
lanjutan sampai siap dipipil. Panen dengan batang jagung yaitu dengan memotong
batang setinggi pinggang, dimana jagung tongkol ini berkadar air sekitar
30-40%. Jagung dipotong pada bagian atas tongkol, kemudian dibiarkan dijemur di
lapangan sampai pada kadar air sekitar 17-20% baru dipanen. Pemanenan dilakukan
dengan cara memetik jagung dan mengupas kelobotnya langsung di batang pohonnya,
tanpa dipotong batangnya terlebih dahulu.
Bagaimana
Pengeringan Jagung Dilakukan?
Pengeringan
adalah upaya untuk menurunkan kadar air biji jagung agar aman disimpan. Tahapan
pengeringan dapat dikatagorikan menjadi: 1) pengeringan jagung tongkol di
pertanaman, cara ini biasa dilakukan para petani di daerah tadah hujan dan
kering, dimana periode persiapan pertanaman berikutnya tidak mendesak; 2) pengeringan
dalam bentuk jagung tongkol dan 3) pengeringan dalam bentuk jagung pipilan.
Dianjurkan untuk
menggunakan alas dari lembaran plastik yang kedap udara, untuk mencegah
kontaminasi benda asing dan melindungi kondisi cuaca yang tidak menentu (hujan
sewaktu-waktu). Proses pengeringan jagung tongkol dilakukan hingga kadar air
sekitar 17- 18%, sehingga memudahkan untuk pemipilan. Selanjutnya jagung pipil
tersebut dilanjutkan pengeringannya hingga kadar air penyimpanan, sekitar 13-14%.
Pengeringan yang tidak memenuhi syarat (kadar air diatas 14%) akan menyebabkan
jagung pipil mudah mengalami kerusakan dan turun kualitasnya di dalam
penyimpanan. Dalam proses pengeringan perlu dilakukan pembalikan dari waktu ke
waktu, antara lain setiap jam atau sesuai waktu yang diperlukan.
sumber : http://www.jitunews.com/read/10440/proses-jitu-penanganan-panen-dan-pasca-panen-jagung
sumber : http://www.jitunews.com/read/10440/proses-jitu-penanganan-panen-dan-pasca-panen-jagung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar