MENGENDALIKAN PENYAKIT BULAI (downy mildew)
PADA TANAMAN JAGUNG TANPA UANG
Oleh : Mulyo APRIYANTO, SP
Dalam rangka mempertahankan
swasembada pangan, sasaran utamanya yaitu
perbaikan sistem produksi tanaman pangan, khususnya tanaman serealia
ditujukan untuk: 1) meningkatkan produksi
agar mampu mendukung ketahanan pangan, terutama melalui peningkatan
produktivitas dan perluasan areal panen, dan 2) meningkatkan nilai tambah
ekonomi sistem produksi, terutama melalui peningkatan efisiensi produksi,
perbaikan mutu produk, diversifikasi, pengembangan sistem, dan usaha agribisnis
tanaman serealia khususnya tanaman jagung.
Kemajuan teknologi dalam budidaya jagung
semakin bagus, kini dalam satu hektar sudah dapat diproduksi jagung pipil
kering 10 ton, sedangkan pada tahun 1955 baru dicapai 2,8 t/ha. Kemajuan ini
perlu dimanfaatkan, agar penyediaan jagung domestik dapat memenuhi permintaan
dalam negeri.
Kemajuan
pembangunan nasional termasuk perbaikan ekonomi masyarakat, konsumsi makanan
bergizi ikut mengalami peningkatan sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk.
Jagung yang semula dikenal sebagai bahan makanan kedua sesudah beras, kini
mengalami permintaan tinggi terutama karena tingginya permintaan dari industri
pakan ternak. Laju peningkatan jagung domestik semakin tinggi, sedangkan
pasokan domestik memperlihatkan tren tidak mampu memenuhi permintaan.
Kebutuhan bahan makanan bangsa Indonesia
semakin bertambah dengan semakin bertambahnya penduduk Indonesia. Upaya
divesifikasi bahan makanan terus dilaksanakan, salah diantara bahan makanan non
beras adalah jagung. Permintaan jagung yang tinggi terutama dipicu oleh
kebutuhan untuk menghasilkan pakan ternak, dan akhir-akhir ini semakin tinggi
permintaan jagung untuk diolah menjadi etanol (bahan bakar), dan kebutuhan untuk
industri lainnya. Pemanfaatan jagung yang semula untuk bahan makanan langsung,
kini telah berubah menjadi komoditas industri. Sebagaimana diketahui, jagung
sudah lama dijadikan bahan makanan oleh bangsa Indonesia, dan sampai sekarang
masih terus berperan sebagai bahan makanan.
Permintaan jagung yang semakin meningkat itu
belum seiring dengan produktifitas jagung di Indonesia. Banyaknya faktor yang
membuat produktifitas jagung tidak meningkat, salah satu faktornya yaitu serangan penyakit yang saat ini sangat ngetren yaitu
penyakit BULAI.
Tanaman terserang
penyakit Bulai (downy mildew)
Tanaman jagung yang terserang penyakit bulai tidak
hanya menurun produksinya tetapi bisa juga tidak panen.
Penyakit bulai (downy mildew) adalah penyakit dengan gejala serangan
dari Oomycetes dari suku Sclerosporaceae khususnya marga Peronosclerospora. Perkembangan
dari penyakit ini adalah melalui spora. Waktu keluarnya spora pada pagi hari,
jam 04,00 sampai dengan 05,30. Gejala serangan penyakit ini secara umum adalah (1) Ada bercak berwarna
klorotik memanjang searah tulang daun dengan batas yang jelas (2) Adanya tepung
berwarna putih pada bercak tersebut (terlihat lebih jelas saat pagi hari) (3)
Daun yang terkena bercak menjadi sempit dan kaku (4) Tanaman menjadi terhambat
petumbuhannya bahkan bisa tak bertongkol (5) Tanaman muda yang terserang
biasanya akan mati (umur tanaman dibawah 1 bulan) (6) Kadang-kadang terbentuk
anakan yang banyak, daun menggulung dan terpuntir
Gejala serangan penyakit Bulai (downy mildew)
Untuk mengendalikan penyakit
bulai pada tanaman jagung, yang pertama perlu di perhatikan yaitu mempelajari
karakter penyakit tersebut. Penyakit bulai dapat tumbuh dan berkembang pada
tanaman apabila daun tanaman tersebut masih terdapat air gutasi. Spora bulai apabila
menempel pada air gutasi akan berkembang dan akan menyerang tanaman jagung
melalui jaringan tulang daun tetapi apabila tanaman jagung tersebut sudah tidak
ada air gutasinya maka biarpun spora tersebut menempel pada daun jagung maka
spora tersebut tidak dapat tumbuh dan berkembang.
CARA PENGENDALIAN YANG
EFEKTIF
I.
Langkah Pertama
1) Siapkan
alat dan bahan yaitu hand preyer dan air biasa
2) Hand
speyer yang telah berisi air biasa di semprotkan pada tanaman dan lahannya pada
jam 04.00 s/d 05.30 pagi, mulai tanaman berumur 7 s/d 21 hari setelah tanam
3) Dengan
melakukan hal tersebut maka dapat menekan perkembangan spora bulai, sehingga
tanaman tidak terseranga oleh penyakit bulai.
II.
Langkah Kedua
1)
Siapkan alat dan bahan yaitu hand preyer dan
air biasa dan fungisida
2)
Hand speyer yang telah berisi air biasa dan
fungisida di semprotkan pada tanaman dan lahannya pada jam 04.00 s/d 05.30
pagi, mulai tanaman berumur 7 s/d 21 hari setelah tanam
3)
Dengan melakukan hal tersebut maka dapat
menekan perkembangan spora bulai, sehingga tanaman tidak terseranga oleh
penyakit bulai.
Pengendalian penyakit bulai pada tanaman
jagung dengan cara seperti tersebut diatas, semoga dapat bermanfaat bagi para
petani dalam membudidayakan tanaman jagung, sehingga tanamannya dapat
berproduksi semaksimal mungkin dan dapat meningkatkan pendapatan para petani.
Sumber :
SAERODJI. SP
Widya Iswara BBPP – Ketindan Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar