I.PENDAHULUAN
Di Indonesia
jagung merupakan komoditi tanaman pangan penting, namun tingkat produksi belum
optimal. Jagung Manis dapat ditanam di daerah dataran rendah dan
tinggi sampai ketinggian 900 meter dari permukaan laut. Suhu ideal untuk
pertumbuhan jagung manis adalah 21 – 30 0 C tanah yang baik adalah tanah yang
subur dan gembur, keasaman tanah antara 5,6.
II. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
A. Syarat benih
Benih
sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda).
Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha. Untuk 1 ha
diperlukan 7 kg.
B. Pengolahan Lahan
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dicangkul dan diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek. Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan tanaman, + 1 bulan sebelum tanam.
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dicangkul dan diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek. Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan tanaman, + 1 bulan sebelum tanam.
2.Lubang Tanam Cara Tanam
Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap
lubang hanya diisi 1 butir benih. Taburkan furadan diatas benih sebanyak 0,5 gram
perlubang, taburkan NPK dengan jarak 10 cm dari biji jagung sebanyak 2 gram per
lubang.
3.Penjarangan
dan Penyulaman
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak
baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat di atas permukaan tanah.
Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilaku- kan , karena akan
melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih
yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan
jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.
4. Pemupukan
Pada umur empat hari setelah bibit
tumbuh, pupuklah dengan pupuk berimbang (Urea, TS, dan KCL). Kemudian, pada umur 35 hari pemupukan kedua dengan
jenis pupuk sama. Usai pemupukan, jagung tidak dirawat lagi walaupun ditumbuhi
rerumputan untuk menjaga agat tidak mengganggu proses perbungaan sampai siap
dipanen. Dalam satu hektare menghabiskan 200 kg Urea, 100 kg TS, dan 100 kg
KCl, untuk dua kali pemupukan. Tetapi, lebih memuaskan dibantu dengan pupuk
kandang untuk mengurangi pupuk kimia. Umur
15 hst dengan dosis ZA : SP-36 adalah 70 : 70 yang diaplikasikan dengan cara
tugal 10 cm dari lubang tanam dan ditutup lagi. Umur 45 hst dengan dosis ZA
sebanyak 140 kg yang diaplikasikan dengan digejik pada jarak 10 cm dari lubang
tanam dan ditutup lagi.
5. Pengairan
Tiga hari sebelum tanam lahan perlu diairi untuk
menciptakan kondisi tanah yang lembab dan hangat, sehingga mempercepat
terjadinya perkecambahan benih serta ketersediaan unsur hara bagi tanaman.
Pengairan diberikan sesuai kebutuhan, yang penting dijaga agar tanaman tidak
kekurangan atau kelebihan air. Pengairan diberikan setiap kali selesai
pemupukan. Jadwal pengairan yang dianjurkan adalah -3, 15, 30, 45 hst.
6. Hama dan Pengendalian
1. Hama
a.Lalat
bibit
Gejala: daun
berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami pembusukan,
akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati.
Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning
kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara,
dan panjang lalat 3-3,5 mm. Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan
pergiliran tanaman. (2) tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan.
(3) Sanitasi kebun 4. semprot pestisida
menggunakan Dursban 20 EC, Hostation 40 EC, Marshal 25 ST dengan dosis sesuai
anjuran
b.Ulat Pemotong dan Penggerek buah
- Contoh ulat pemotong adalah Agrotis sp., Spodoptera litura.
- Contoh ulat penggerek adalah Ostrinia furnacalis.
- Contoh ulat penggerek buah adalah Helicoverpa armigera.
- Gejala serangan ditandai dengan adanya bekas gigitan pada batang, adanya tanaman muda yang roboh.
- Pengendalian hama-hama tersebut adalah dengan tanam secara seremmpak pada areal yang luas, mencari dan membunuh secara manual, serta melakukan semprot dengan insektisida dengan dosis sesuai anjuran.
2. Penyakit
1). Penyakit bulai (Downy mildew)
Disebabkan
cendawa peronosporta maydis yang berkembang pesat pada suhu udara 27 derajat ke
atas serta keadaan udara yang lembab. Gejala serangan adalah pada tanaman umur
2 – 3 minggu, daun runcing dan kaku, pertumbuhan terhambat, warna daun kuning
dan terdapat spora berwarna putih pada sisi bawah daun.
2). Penyakit bercak daun
Disebabkan
oleh jamur Helminthosporium sp, dengan gejala adanya bercak memanjang berwarna
kuning dikelilingi wanra kecoklatan. Semula, bercak tampak basah kemudian
berubah warna menjadi coklat kekuningan, dan akhirnya menjadi coklat tua.
Pengendalian
dengan cara pergiliran tanaman serta dengan menyemprot bahan kimia seperti
Daconil dan Difolatan.
3). Penyakit gosong bengkak
Disebabkan
jamur Ustilago sp. yang menyerang biji, sehingga menyebabkan pembengkakan yang
mengakibatkan pembungkus menjadi rusak. Pengendalian dengan jalan mengatur
irigasi dan drainase, memotong bagian yang terserang dan dibakar, serta
menggunakan benih yang sudah dicampur dengan fungisida misalnya Saromyl.
4). Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebabnya
adalah jamur Fusarium atau Giberella zeae. Penyakit ini baru dapat diketahui
setelah klobot dibuka. Biji-biji yang terserang berwarna merah jambu atau merah
kecoklatan yang akan berubah warna menjadi coklat sawo matang.
Pengendalian
adalah dengan menggunakan benih varietas unggul, pergiliran tanaman, seed
treatment, serta melakukan penyemprotan dengan bahan aktif Mancozep bila ada
gejala serangan.
Pemanenan
Jagung Manis
Panen jagung
manis dilakukan sekitar umur 95-100 hst, atau dapat dimana pada saat tersebut, buah tanaman sudah
dikatakan masak secara fisiologis dengan ciri-ciri daun dan kelobot sudah
mengering(menguning), bila kelobot dibuka biji sudah tampak kisut 100%, serta
ada black layer pada daerah titik tumbuh.
Teknis panen dapat dilakukan sebagai berikut :
- Kelobot pembungkus buah dikupas dengan cara disobek dengan tangan.
- Seleksi buah, dengan cara dipisahkan antara buah normal dengan yang masih muda serta busuk. Buah yang muda dipisahkan untuk kemudian dijemur dahulu. Sedangkan yang busuk dibuang dan tidak perlu dikirim ke pabrik.
- Buah-buah normal dimasukkan ke dalam zak-zak yang sudah disiapkan, untuk kemudian ditimbang dan dikirim ke pabrik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar