HAMA SUNDEP DAN
BELUK PADA TANAMAN PADI
Oleh : Mulyo Apriyanto, SP
BPP – KEDUNGWARU
Hama
penggerek batang padi yang sering di kenal sebagai sundep dan beluk merupakan
hama Penting pada tanaman padi di Indonesia. Hama tersebut timbul secara kronis
di pusat pertanian padi baik padi sawah/ gogo. Di Indonesia terdapat 5 jenis
penggerek batang padi yaitu : 1. Penggerek padi putih 2. Penggerek padi kuning
3. Penggerek padi bergaris 4. Penggerek padi kepala hitam 5. Penggerek padi
merah jambu. Hama tersebut dinamakan sundep jika menyerang tanaman vegetatif,
dinamakan beluk jika menyerang pangkal malai.
Dari
sejak tanaman di pesemaian hingga tanaman tua dapat berkembang 3 generasi hama
penggerek. Pada kondisi tertentu ulat penggerek tidak langsung menjadi kepompong
tetapi mengalami stadia istirahat (diapouse) didalam batang tanaman padi.
Biasanya bertepatan dengan awal musim kemarau, Apabila padi dipanen biasanya
ulat tetap berada di pangkal batang, ulat dapat tahan tidak makan dan tidak
bergerak selama kurang lebih 3 bulan.
Ciri-ciri Penggerek batang padi putih(Schirpopaga
innotata wlk) :
Telur bulat panjang 0,65 mm diletakkan
secara kelompok, 1 kelompok telur 150-200 butir ditutup dengan bulu ngengat
betina seperti beludru berwarna kekuningan. Telur diletakakn dibawah permukaan
daun di dekat ujung daun dan menetas selama 4-9 hari.
Penggerek batang padi bergaris
Kupu-kupunya berwarna kecoklatan,
ujungnya berwarna gelap dan panjangnya kira-kira 11 mm. Telurnya diletakkan
secara berkelompok pada permukaan bawah daun dekat tulang daun pertama. Telur
tersusun seperti sisik ikan berwarna keputih-putihan dan tidak ditutupi oleh
lapisan beludru seperti pada penggerek batang putih. Telur menetas setelah
umur 5 hr.
Pengendalian :
Pengendalian hama penggerek batang padi dapat dilakukan dengan berbagai
cara yaitu:
1.
Penanaman varitas tahan (cipunegara, cisokan)
2.
Penerapan kultur tehnis (tanam serentak) jerami dipotong
pendek atau dibakar, pemberian N yang tidak berlebihan, pergiliran tanaman,
membenamkan tunggak
3.
Pengendalian secara kimiawi: pemberian furadan 17 kg/ha
pada daerah kronis endemis pada umur 30-40 hari, pengamatan seminggu sekali,
4.
Pengendalian secara biologi dengan parasit telur.
Pustaka: Tehnologi
pengendalian hama sundep dan beluk. Balai Penelitian Tanaman
Pangan
Hama sundep dan beluk pada
pertanaman padi. Balai Informasi Pertanian
Jatim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar