Budidaya Terong
SYARAT TUMBUH TANAMAN TERONG
Tanaman terong tumbuh hampir di setiap jenis tanah dengan kisaran pH
5-6. Tanaman ini memerlukan air yang cukup untuk menopang pertumbuhannya.
Ketinggian tempat untuk tanaman terong antara
1-1200 mdpl dengan suhu optimal 18°-25°C.
Benih Terong
Kebutuhan benih untuk satu hektar 150-500 gr biji dengan daya tumbuh 75%. Biji tumbuh kurang lebih 10 hari setelah disemai. Buah yang baik diperoleh dari buah yang warna kulit buahnya sudah menguning minimum 75% terutama pada jenis terung besar dan dipanen dengan memotong tangkai buahnya.
Persemaian Terong
Sebelum disemai, benih direndam dalam larutan Previkur N (0,1%) selama ± 2 jam, kemudian dikeringkan. Benih disebar merata pada bedengan dengan media berupa campuran tanah dan pupuk organik (1:1) tutup dengan tanah tipis, kemudian ditutup dengan alang-alang atau daun pisang selama 2-3 hari. Bedengan persemaian diberi naungan dan ditutup dengan screen untuk
menghindari serangan OPT. Setelah berumur 7-8 hari, bibit dipindahkan ke bumbunan daun pisang/pot plastik dengan media yang sama. Lakukan penyiraman sesuai dengan keadaan tanaman. Bibit siap dipindahkan ke lapangan setelah mempunyai 4-5 helai daun.
Pengolahan Tanah Terong
Tanah yang akan ditanami dicangkul 2-3 kali dengan kedalaman 20-30 cm. Buat bedengan dengan lebar 100-120 cm dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan, jarak antara bedengan 50 cm. Pada tanah dengan pH <5 lakukan pengapuran dengan dolomit/kalsit 1-2 t/ha 3 minggu sebelum tanam. Diantara bedengan dibuat parit dengan kedalaman 30 cm. Apabila menggunakan mulsa plastik, pemasangan dilakukan setelah pembuatan bedengan. Pupuk organik atau kompos diberikan 0,5-1 kg per lubang tanam, 1 minggu sebelum tanam
PENANAMAN Lahan penanaman disiapkan dan
diolah terlebih dahulu, kemudian di bentuk bedengan. Bedengan dibuat selebar
antara 1,2 – 1,4 cm dan panjang sesuai lahan. Kemudian bedengan dibuatkan
lubang tanam masing-masing berjarak sekitar 60 cm. Jarak antarbarisan lubang
tanam 70-80 cm. Setiap bedengan memuat dua barisan tanaman. Di antara bedengan,
haruslah dibuat parit yang berfungsi sebagai jalan dan pembuangan air saat
musim hujan. Hal ini penting dilakukan karena terung tidak tahan genangan air.
Selanjutnya setiap lubang tanam diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 0,5-1
kg agar tanah cukup mengandung bahan organik. Setelah lahan disiapkan,
sebaiknya bibit yang telah siap tanam dimasukkan secara tegak lurus ke dalam
lubang tanam. Kemudian di sekitar lubang tanam disirami air agar tanah cukup
lembap, tetapi tidak sampai tergenang.
Pemupukan TerongPupuk buatan diberikan setelah tanaman berumur 1-2 minggu setelah tanam berupa ZA dan ZK dengan perbandingan 1:1 sebanyak 10 gr/tanaman disekeliling tanaman dengan jarak ± 5 cm dari pangkal batang. Pemupukan berikutnya diberikan saat tanaman berumur 2-3 bulan, berupa ZA 150 kg dan ZK 150 kg/ha. Pada musim kemarau pemupukan dianjurkan secara kocor.
Pemeliharaan Terong
Penyiangan dilakukan sesuai dengan keadaan gulma, dapat dilakukan secara manual atau dengan cangkul. Penyiraman dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman, pada musim hujan drainase perlu diperdalam. Pertumbuhan tanaman yang terlalu subur perlu dilakukan perompesan yaitu pengurangan daun. Pada tanaman yang relatif lebih tinggi perlu pemasangan ajir.
Hama dan
Penyakit
HAMA APHIS
(KUTU DAUN) Serangan
hama ini ditandai dengan mengerutnya daun karena mengering. Daunnya berwarna
kuning. Pemberantasannya umumnya dilakukan dengan Basudin 40 WP dan Bayrusi125
EC. Tungau (Tetranychus) Serangan hama ini ditandai dengan pertumbuhan tanaman
terung menjadi abnormal. Daun pucuk atau tunas yang terserang berubah menjadi
keriput dan berwarna kuning. Hama ini menyerang daun dan cabang muda dengan
cara mengisap cairan dalam jaringan tanaman. Pengendalian serangan dilakukan
dengan menggunakan larutan Kalthene 0,2 %, Dimetoate (Rogor, Roxixon) 0,1 %
atau larutan Sumithion 1:1.000 (18 cc dalam 15 liter air).
PENYAKIT
KARAT DAUN Serangan
penyakit ini ditandai dengan adanya bercak-bercak kuning (blight) dan kanker
pada daun maupun -tanaman. Penyebabnya adalah Phomopsis vexans (Sacc & Syd)
Harter atau Diaphote vexans Gratz. Penyakit ini sulit diberantas. Untuk itu,
sebaiknya pada awal penanaman digunakan Dithane M-45 berkonsentrasi 0,2-0,3 %.
BUSUK AKAR Serangan penyakit ini ditandai
dengan warna daun menjadi lebih hijau, lalu menjadi kuning, dan akhirnya mati.
Penyebabnya adalah cendawan Yerticilium alboatrum yang menyerang akar dan
pembuluh pada jaringan tanaman. Pencegahan serangan selanjutnya dengan
menggunakan Dithane M-45 (0,2-0,3 %). Sebenarnya penyakit ini dapat
dikendalikan dengan perlakuan tanah, antara lain fumigasi, drainase yang baik,
dan rotasi tanaman.
Panen dan
Pasca Panen
Umur terung
yang dapat dipanen tergantung dari varietas yang ditanam. Namun, secara umum
terung dapat dipanen sekitar 4 bulan atau 90 hari sejak semai. Selanjutnya
selang seminggu sekali, buah terung dapat dipanen 6-7 kali. Dalam pemanenan,
diperhitungkan pula lama pengangkutan sampai ke tangan konsumen. Sebaiknya
terung yang dipetik adalah buah muda yang bijinya belum keras dan daging
buahnya belum liat. Apabila pengangkutan memerlukan waktu lama, maka sebaiknya
terung dipetik sebelum masak, tapi sudah tampak bernas (berisi). Waktu panen
sebaiknya dilakukan saat pagi hari atau sore hari. Hindari waktu panen saat
terik matahari karena dapat mengganggu tanaman dan membuat kulit terung menjadi
keriput (kering) sehingga menurunkan kualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar