Pekarangan adalah lahan sekitar rumah untuk domisili penduduk dipedesaan yang diabatasi oleh pagar antar tetangga, bisa pagar permanen berupa tembok atau pagar hidup berupa tanaman. (Soemarwoto 1975). Di dalam pekarangan ada rumah, mungkin kandang, kolam ikan dan sisa lahan disekitar rumah yang pemanfaatannya masih belum optimal. Di Kecamatan Kedungwaru luas lahannya ada 2.732.194 Ha , yang 35% ( 956,267 Ha ) berupa lahan pekarangan, sedangkan sisanya 1.775,927 Ha adalah berupa tanah sawah dan tegal.
Melihat lahan pekarangan di
Kecamatan Kedungwaru cukup luas dan bila dimanfaatkan dan dikelola secara intensif merupakan sumber
pangan yang dapat mencukupi kebutuhan gizi keluarga tani di pedesaan. Sejalan
dengan kebijakan Pemerintah untuk menganekaragamkan pangan non beras
pekarangan punya andil cukup besar dalam penyediaan pangan dan gizi keluarga.
Inilah tantangan dan tanggung
jawab kita semua para penyuluh bagaimana lahan yang cukup potensi ini kita
garap menjadi pekarangan yang bermanfaat sebagai sumber pangan dan gizi
keluarga tani di pedesaan. Pemanfaatan dan penataan
Pekarangan yang baik akan berfungsi sebagai :
1. Tempat tinggal yang nyaman ,sehat ,sejuk dan indah, maka tidak akan terjadi kesenjangan antara desa dan kota, karena dipedesaan pun sudah dijamah sarana dan prasarana jalan aspal dan listrik .
2. Sebagai Apotek Hidup
Di era globalisasi dan perkembangan teknologi, dewasa ini banyak kasus macam penyakit yang dapat disembuhkan dengan obat-obatan dari tumbuh-tumbuhan non kimia, maka para pakar obat-obatan mulai melirik tanaman empon-empon yang banyak tumbuh dipekarangan (Tanaman Toga). Maka pekarangan agar bisa benar-benar berfungsi sebagai Apotek Hidup, kita bina dan di bantu teknisnya para petani dipedesaan supaya bisa menata pekarangannya sesuai syarat pekarangan yang sehat dan produktif. (wajah, bentuk dan isi).
1. Tempat tinggal yang nyaman ,sehat ,sejuk dan indah, maka tidak akan terjadi kesenjangan antara desa dan kota, karena dipedesaan pun sudah dijamah sarana dan prasarana jalan aspal dan listrik .
2. Sebagai Apotek Hidup
Di era globalisasi dan perkembangan teknologi, dewasa ini banyak kasus macam penyakit yang dapat disembuhkan dengan obat-obatan dari tumbuh-tumbuhan non kimia, maka para pakar obat-obatan mulai melirik tanaman empon-empon yang banyak tumbuh dipekarangan (Tanaman Toga). Maka pekarangan agar bisa benar-benar berfungsi sebagai Apotek Hidup, kita bina dan di bantu teknisnya para petani dipedesaan supaya bisa menata pekarangannya sesuai syarat pekarangan yang sehat dan produktif. (wajah, bentuk dan isi).
Di sudut pekarangan ini ada
beberapa tanaman obat, yakni ada suruh merah, padan, lengkuas, daun salam dan
kunir .
3. Pekarangan sebagai lumbung
hidup : ( Penyedia bahan pangan )
Bila lahan pekarangan yang
cukup luas dikelola secara intensif
,didalamnya ada kandang untuk ternak kambing etawa atau ayam buras sebagai sumber protein hewani berupa susu dan telur yang sangat berguna
untuk kesehatan terutama pada anak balita dimasa pertumbuhannya.
Susu kambing Etawa sangat berguna untuk masa pertumbuhan anak balita dan bagi orang dewasa bermanfaat untuk kesehatan serta meningkatkan stamina.
Pekarangan selain untuk ternak kambing dan ayam buras,sebagai sumber
pangan protein hewani, maka dapat di tanam berbagai macam
umbi-umbian sebagai sumber karbohidrat merupakan bahan pangan pengganti beras.
4. Pekarangan sebagai Warung Hidup : ( Penyedia kebutuhan sehari-hari )
Lahan pekarangan ditata dan dimanfaatkan ibarat tanpa ada sejengkal tanah pun yang
kosong semua digunakan secara efektif , produktif sehingga benar-benar terwujud penataan pekarangan yang sempurna. Bila bisa demikian kondisinya maka
pekarangan akan berfungsi sebagai warung hidup, dimana kebutuhan
sehari-hari rumah tangga akan sayuran,buah-buahan bisa terpenuhi. Dengan demikian
barangkali semua kebutuhan rumah
tangga ibu tani di pedesaan sudah dapat tepenuhi hanya
garam yang belum ada dipekarangan. Mau apalagi, ingin nyayur sudah ada tanaman sayuran milik
sendiri,mau nyambal sudah ada lombok milik sendiri, mau
pecel lele sudah ada lelenya sendiri ,
mau dadar telor telor miliknya ayam.
Maka ironis sekali bila ibu-ibu tani di pedesaan kalau mau nyayur masih
menunggu datangnya bakul etek ( Mlijo
bakul sayuran ), mestinya justru
sebaliknya menunggu bakul sayuran untuk menjuali sisa
tanaman sayuran yang sudah tidak dimasak. Marilah wahai para Penyuluh dipundak kita
beban kwajiban yang harus kita
laksanakan agar pekarangan sebagai sumber pangan dan gizi keluarga
bisa terwujud sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani
dipedesaan tercapai. amin
Petani sejahtera,penyuluh bangga, petani sengsara, penyuluh menderita.
Tidak ada alasan petani ndak bisa tanam sayuran akibat tak punya lahan yang luas dengan pot dan polibag pun bisa di usahakan tanaman sayuran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar