Padi sri
Metode SRI (System of Rice Intensification) merupakan metode budidaya padi yang hemat air dan menghasilkan produksi lebih tinggi. Pola tanam padi model SRI adalah cara bertanam padi kembali ke alam. Artinya, petani tidak lagi menggunakan pupuk kimia, tapi memanfaatkan bahan organik yang diolah untuk menjadi sumber pupuk tanaman produksi.
1.Tanaman
bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah semai (hss) ketika bibit masih
berdaun 2 helai
2.Bibit
ditanam satu pohon perlubang dengan jarak 30 x 30, 35 x 35 atau lebih jarang
3.Pindah
tanam harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit) dan harus hati-hati agar
akar tidak putus dan ditanam dangkal
4.Pemberian
air maksimal 2 cm (macak-macak) dan periode tertentu dikeringkan sampai pecah
(Irigasi berselang/terputus)
5.Penyiangan
sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari
6.Sedapat
mungkin menggunakan pupuk organik (kompos atau pupuk hijau)
Keunggulan
metode SRI
1.Tanaman
hemat air, Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen memberikan air max
2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan ada periode pengeringan sampai
tanah retak ( Irigasi terputus)
2,Hemat
biaya, hanya butuh benih 5 kg/ha. Tidak memerlukan biaya pencabutan bibit,
tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam kurang dll.
3.Hemat
waktu, ditanam bibit muda 5 - 12 hss, dan waktu panen akan lebih awal
4.Produksi
meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton/ha
5.Ramah
lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan dengan mempergunakan
pupuk organik (kompos, kandang dan Mikro-oragisme Lokal), begitu juga
penggunaanpestisida.
Perbandingan pertumbuhan padi antara
metode tradisional dengan metode SRI
Metode
Tradisional
|
Metode
SRI
|
|||
Rata-rata
|
Kisaran
|
Rata-rata
|
Kisaran
|
|
Rumpun/m2
|
56
|
42-65
|
16
|
10-25
|
Tanaman/rumpun
|
3
|
2-5
|
1
|
1
|
Batang/rumpun
|
8,6
|
8-9
|
55
|
44-74
|
Malai/rumpun
|
7,8
|
7-8
|
32
|
23-49
|
Bulir/malai
|
114
|
101-130
|
181
|
166-212
|
Bulir/rumpun
|
824
|
707-992
|
5,858
|
3,956-10,388
|
Hasil panen (t/ha)
|
2,0
|
1,0-3,0
|
7,6
|
6,5-8,8
|
Kekuataanakar (kg)
|
28
|
25-32
|
53
|
43-69
|
PROSES MENANAM PADI CARA SRI
Tanah dan Pemupukan
organik
Untuk mendapatkan media tumbuh yang baik maka lahan seperti tanam biasa (dibajak, digaru kemudian diratakan), tetapi pada saat digaru (pengolahan tanah kedua) dilakukan penaburan pupuk organik. Pupuk organik sebelumnya dikomposkan terlebih dahulu, sehingga kita bisa mendapatkan kompos yang Lapuk dan Jadi, hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi mikroorganisme dalam tanah berkembang dengan baik.
Untuk mendapatkan media tumbuh yang baik maka lahan seperti tanam biasa (dibajak, digaru kemudian diratakan), tetapi pada saat digaru (pengolahan tanah kedua) dilakukan penaburan pupuk organik. Pupuk organik sebelumnya dikomposkan terlebih dahulu, sehingga kita bisa mendapatkan kompos yang Lapuk dan Jadi, hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi mikroorganisme dalam tanah berkembang dengan baik.
Kebutuhan
pupuk organik per hektar antara 7-10 ton, saat penaburan pupuk organik dan
meratakan tanah air dijaga agar tidak mengalir supaya nutrisi tidak hanyut.
Selanjutnya di pinggir dan ditengah petakan dibuat parit agar mudah
mengutur air. Setelah tanah
diratakan air dijaga tetap macak-macak,jangan sampai kering, baik jika
dilakukan selama 3-4 hari sebelum ditanami, hal ini juga akan mempermudah
pembuatan garitan.
b. Menyiapkan benih yang
bermutu
Menyiapkan benih yang bermutu, kegiatan ini untuk benih yang dihasilkan secara tradisional maupun benih yang diproduksi oleh pengusaha (benih berlabel). Dengan seleksi air garam,
Menyiapkan benih yang bermutu, kegiatan ini untuk benih yang dihasilkan secara tradisional maupun benih yang diproduksi oleh pengusaha (benih berlabel). Dengan seleksi air garam,
langkah-langkah kegiatan adalah
sebagai berikut:
1.prosesnya : Masukan air dalam Keler atau Toples
(yang dianggap cukup untuk menyeleksi benih yang akan ditanam atau dapat
dilakukan berulang kali)., selanjutnya masukan telur Ayam atau Itik kedalam
larutan air garam, sampai telur ngambang di atas permukaan air,
Pisahkan benih yang ngambang dengan yang tenggelam, lama waktu perendaman benih
hanya sesaat saja untuk memisahkan benih yang hampa dan setengah bernas,
kemudian benih yang tenggelam dicuci, hingga bersih, dan siap untuk disemai
. Kebutuhan benih, Kebutuhan benih untuk tanaman padi
cara SRI adalah untuk 100 bata (0,14 Ha) adalah 0,7 – 1 Kg, sedangkan kebutuhan
per Ha adalah 4,9 – 7 Kg per Ha. Bila dibanding dengan cara tanam biasa
rata-rata kebutuhan benih per Ha adalah 35 – 45 Kg, bahkan ada yang mencapai 50
– 60 Kg, dengan demikian SRI sangat efisien
.
Membuat persemaian
Persemaian untuk SRI dapat dilakukan dengan media Pipiti (Besek) atau kotak hal ini memudahkan untuk pengamatan dan seleksi benih dapat dilakukan
Persemaian untuk SRI dapat dilakukan dengan media Pipiti (Besek) atau kotak hal ini memudahkan untuk pengamatan dan seleksi benih dapat dilakukan
dengan mudah. Kebutuhan Pipiti
adalah 60-70 buah ukuran 20x20 Cm, kebutuhan pipiti/ besek per 0,14 Ha (420-490
buah
per Ha). Tanah dalam pipiti sebagai
media tumbuh benih dicampur dengan pupuk organik dengan perbandingan
1 : 1.
Cara membuat persemaian
dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
:
1) Mencampur tanah dengan pupuk organik
2) Sebelum Pipiti/Besek diisi dengan tanah terlebih dahulu dilapisi “Daun Pisang” yang sudah dilemaskan, kemudian diisi dengan tanah yang sudah dicampur pupuk organik sebanyak tiga per empatnya, kemudian disiram dengan air sehingga tanah dalam Pipiti/Besek menjadi lembab.
1) Mencampur tanah dengan pupuk organik
2) Sebelum Pipiti/Besek diisi dengan tanah terlebih dahulu dilapisi “Daun Pisang” yang sudah dilemaskan, kemudian diisi dengan tanah yang sudah dicampur pupuk organik sebanyak tiga per empatnya, kemudian disiram dengan air sehingga tanah dalam Pipiti/Besek menjadi lembab.
3) Penaburan benih, jumlah benih per
Pipiti/Besek antara 300 – 350 biji, setelah itu ditutup dengan tanah yang sudah
dicampur pupuk organik (lapisan tanah penutup diupayakan tipis) kemudian
dibibis lagi., selanjutnya persemaian dapat disimpan di pekarangan, hari
pertama dan ke dua persemaian ditutup agar tidak
Jarak tanam SRI baik jika ditanam
dengan jarak tanam lebar, antara lain 25 x 25 Cm, 27 x 27 Cm atau 30 x 30 Cm.
Semakin lebar jarak tanam semakin meningkatkan jumlah anakan produktif, karena
persaingan oxygen, energi matahari dan nutrisi semakin berkurang.
Pemupukan dan Pemeliharaan
Pupuk tambahan untuk SRI, dari kajian yang dilakukan di jaringang IPPHTI tanam padi metode SRI hanya dipupuk dengan pupuk organik, seperti diungkapkan diatas, diberikan pada pengolahan tanah ke dua, selanjutnya pupuk tambahan hanya diberikan dengan menyemprotkan Pupuk Organik Cair. Pupuk tersebut terbuat dari permentasi sisa makan (Juice sari hewani), Juice Tunas, Juice Buah-buahan dan permentasi kotoran hewan. Seluruh pupuk cair tersebut dapat dibuat dengan mudah petani dari bahan-bahan yang tersedia disekitar tempat tinggal petani Penyemprotan dilakukan pada tanaman berumur 2 Minggu, 4 Minggu, 6 Minggu, 8 Minggu dan setelah pembungaan masak susu.
Pupuk tambahan untuk SRI, dari kajian yang dilakukan di jaringang IPPHTI tanam padi metode SRI hanya dipupuk dengan pupuk organik, seperti diungkapkan diatas, diberikan pada pengolahan tanah ke dua, selanjutnya pupuk tambahan hanya diberikan dengan menyemprotkan Pupuk Organik Cair. Pupuk tersebut terbuat dari permentasi sisa makan (Juice sari hewani), Juice Tunas, Juice Buah-buahan dan permentasi kotoran hewan. Seluruh pupuk cair tersebut dapat dibuat dengan mudah petani dari bahan-bahan yang tersedia disekitar tempat tinggal petani Penyemprotan dilakukan pada tanaman berumur 2 Minggu, 4 Minggu, 6 Minggu, 8 Minggu dan setelah pembungaan masak susu.
Pola SRI yang kami kembangkan tidak
menggunakan pupuk an-organik seperti Urea, TSP dan KCL maupun pupuk an-organik
lainnya, juga dalam Dengan demikian seluruh proses pengelolaannya adalah dengan
cara pertanian ramah lingkungan menurut konsep Pengendalian Hama Terpadu. Dalam
prakteknya cara tersebut adalah melalui pendekatan pengelolaan unsur
agro-ekosistem. Untuk mengelola proses tersebut maka kemampuan petani dalam
pengamatan sangat diperlukan, agar
petani mampu mengambil keputusan pengelolaan yang tepat.
Pengelolaan Air dan
Penyiangan,
Tanaman padi sawah berdasar praktek SRI ternyata bukan tanaman air tetapi dalam pertumbuhannya membutuhkan air, dengan demikian maka SRI ditanam pada kondisi tanah yang tidak tergenang, dengan tujuan menyediakan oxygen lebih banyak di dalam tanah, kemudian dimanfaatkan oleh akar. Dengan keadaan tidak tergenang akar akan tumbuh dengan subur dan besar. Maka tanaman dapat menyerap nutrisi sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu proses pengelolaan air dan dan penyiangan dilakukan sebagai berikut :umur padi 1-8 hst. keadaan air macak-macak kemudian umur 9-10 hari digenang 2-3 Cm ini untuk memudahkan melakukan penyiangan, setelah disiang tanaman dikeringkan sampai umur 18 hari, 19 -20 tanaman digenang, ini untuk memudahkan penyiangan ke II, selanjutnya pengeringan, pengairan kembali dan penyiangan dilakukan dengan interpal yang sama, sampai tanaman berbunga. Pada saat tanaman berbunga tanaman diairi dan setelah padi masak susu tanaman dikeringkan kembali sampai menjelang panen.
Tanaman padi sawah berdasar praktek SRI ternyata bukan tanaman air tetapi dalam pertumbuhannya membutuhkan air, dengan demikian maka SRI ditanam pada kondisi tanah yang tidak tergenang, dengan tujuan menyediakan oxygen lebih banyak di dalam tanah, kemudian dimanfaatkan oleh akar. Dengan keadaan tidak tergenang akar akan tumbuh dengan subur dan besar. Maka tanaman dapat menyerap nutrisi sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu proses pengelolaan air dan dan penyiangan dilakukan sebagai berikut :umur padi 1-8 hst. keadaan air macak-macak kemudian umur 9-10 hari digenang 2-3 Cm ini untuk memudahkan melakukan penyiangan, setelah disiang tanaman dikeringkan sampai umur 18 hari, 19 -20 tanaman digenang, ini untuk memudahkan penyiangan ke II, selanjutnya pengeringan, pengairan kembali dan penyiangan dilakukan dengan interpal yang sama, sampai tanaman berbunga. Pada saat tanaman berbunga tanaman diairi dan setelah padi masak susu tanaman dikeringkan kembali sampai menjelang panen.
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Pengendalian hama dilakukan dengan PHT, yaitu dengan menggelola unsur agro-ekosistem sebagai alat pengendali hama dan penyakit tanaman. Pada prinsipnya pengelolaan potensi usaha tani. Dalam kaitannya dengan pengelolaan potensi usaha tani proses belajar diarahkan pada bagaimana petani mampu mengelola unsur agro-ekosistem sebai sebuah potensi yang dapat dikembangkan, contoh kemampuan petani dalam pengelolaan unsur agroekosistem sebagai praktek pertanian yang ramah lingkungan.
Pengendalian hama dilakukan dengan PHT, yaitu dengan menggelola unsur agro-ekosistem sebagai alat pengendali hama dan penyakit tanaman. Pada prinsipnya pengelolaan potensi usaha tani. Dalam kaitannya dengan pengelolaan potensi usaha tani proses belajar diarahkan pada bagaimana petani mampu mengelola unsur agro-ekosistem sebai sebuah potensi yang dapat dikembangkan, contoh kemampuan petani dalam pengelolaan unsur agroekosistem sebagai praktek pertanian yang ramah lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar