Oleh : Budi Kasiyono, SP
Setiap peternak yang akan
membudidayakan lele wajib mengetahui cara pengendalian hama dan penyakit ikan
lele. Serangan hama dan penyakit merupakan salah satu resiko yang harus dikendalikan.
Hama dan penyakit ikan lele banyak ragamnya, beternak lele tanpa
memperhitungkan resiko serangan hama dan penyakit akan membawa malapetaka.
Serangan hama dan penyakit ikan lele
bisa dihindari dengan memperbaiki manajemen budidaya. Namun meskipun begitu,
tetap saja masih ada faktor eksternal yang tidak bisa dielakkan 100 persen.
Banyak hal-hal tidak terduga yang bisa terjadi ketika kita membudidayakan ikan lele.
Sumber hama dan penyakit ikan lele
dari faktor internal, antara lain pengaturan pakan yang tidak tepat, benih yang
membawa bibit penyakit, sampai pengaturan air yang buruk. Sedangkan dari faktor
eksternal antara lain iklim, cuaca, sumber air, serangan wabah regional dan lain
sebagainya.
Pengendalian hama ikan lele
Dalam beternak lele, hama merupakan
gangguan yang bersumber dari organisme besar baik yang sifatnya predator,
penggangu dan pesaing. Hama ikan lele yang bersifat predator adalah musang,
linsang, dan ular. Di daerah perkotaan kucing pun kadangkala menjadi hama yang
perlu di waspadai. Selain itu, ada juga katak yang merupakan predator bagi
benih lele yang masih kecil.
Hama yang dikategorikan pengganggu adalah belut, terutama untuk yang beternak
lele di kolam tanah. Binatang ini seringkali membuat lubang di pematang
sehingga kolam bocor. Hama yang dikategorikan pesaing adalah Ikan gabus atau
mujair, karena ikan ini bisa berkembang biak dalam kolam melalui saluran masuk
atau keluar air.
Penanggulangan dari serangan hama
bisa dilakukan dengan berbagai hal seperti memagari pinggiran kolam, menyaring
jalan masuk dan keluar air, sampai menutup kolam dengan paranet. Apabila kita
beternak lele secara intensif, biasanya gangguan hama jarang terjadi karena
kolam relatif terawasi terus menerus.
Pengendalian penyakit ikan lele
Penyakit ikan lele hampir sama dengan
penyakit yang ditemui pada ikan tawar lainnya. Penyakit yang biasa menyerang
terdiri dari penyakit infeksi yang disebabkan jamur, protozoa, bakteri dan
virus. Berikut beberapa penyakit ikan lele yang disebabkan oleh infeksi:
- Penyakit
bintik putih (white spot),
penyebabnya adalah protozoa dari jenis Ichthyphyhirius
multifillis. Penyakit ini menyerang hampir semua jenis ikan
air tawar. Pada ikan lele banyak menyerang benih. Bintik-bintik putih
tumbuh pada permukaan kulit dan insang. Bila terkena ikan akan
mengosok-gosokkan badannya ke dinding atau dasar kolam. Peyakit ikan lele
ini dipicu oleh kualitas air yang buruk, suhu air terlalu dingin dan
kepadatan tebar ikan yang tinggi. Untuk mencegah agar ikan tidak terkena white spot, pertahankan suhu air pada kisaran 28oC
dan gunakan air yang baik kualitasnya. Pengobatan untuk jenis penyakit
ikan lele ini antara lain dengan cara merendam ikan dalam larutan formalin
25 cc per meter kubik air ditambah dengan malacit green 0,15 gram per
meter kubik air selama 24 jam. Pada ikan lele yang sudah besar, penyakit
ini juga bisa dihilangkan dengan memindahkan ikan ke kolam dengan suhu 28oC.
- Penyakit
gatal (Trichodiniasis) disebabkan
oleh protozoa jenis Trichodina sp.
Gejala penyakit ikan lele Trichodiniasis
adalah ikan terlihat lemas, warna tubuh kusam dan sering menggosok-gosokan
badannya ke dinding dan dasar kolam. Penyakit ikan lele ini menular karena
kontak langsung dan juga lewat perantara air. Kepadatan ikan yang terlalu
tinggi dan kekurangan oksigen disinyalir memicu perkembangannya. Penyakit
ikan lele ini bisa dicegah dengan mengatur kepadatan tebar dan menjaga
kualitas air. Penyakit ini bisa dihilangkan dengan merendam ikan dalam larutan
formalin 40 ppm selama 12-24 jam.
- Serangan
bakteri Aeromonas hydrophila. Penyakit ikan lele yang ditimbulkan bakter
ini menyebabkan perut ikan menggembung berisi cairan getah bening, terjadi
pembengkakan pada pangkal sirip dan luka-luka disekujur tubuh ikan. Faktor
pemicu penyakit ikan lele ini adalah penumpukan sisa pakan yang membusuk
di dasar kolam. Untuk mencegahnya, upayakan pemberian pakan yang lebih
tepat dan pertahankan suhu air 28oC. Pengobatan yang paling
umum pada ikan benih adalah pemberian antibiotik Oksitetrasiklin (OTC). Caranya dengan mencampurkan
OTC dengan pakan, takarannya 50 mg per kg pakan. Berikan selama 7-10 hari.
Apabila penyakit ikan lele ini menyerang kolam pembesaran, gantilah air
kolam dua kali sehari. Pada saat penggantian air, tambahkan garam dapur
dengan takaran 100-200 gram per meter kubik.
- Penyakit
Cotton wall disease, penyebabnya bakteri Flexibacter Columnaris. Bakteri
ini menyerang organ dalam seperti insang. Gejala yang ditimbulkannya
adalah terjadi luka atau lecet-lecet pada permukaan tubuh, ada lapisan
putih atau bintik putih, gerakan renang lambat dan ikan banyak mengambang.
Faktor pemicunya adalah pembusukan sisa pakan didasar kolam dan suhu air
yang naik terlalu tinggi. Pencegahannya dengan mengontrol pemberian pakan
dan mempertahankan suhu air pada 28oC. Apabila ada anggaran
lebih, berikan vaksin pada benih ikan. Utuk mengobati penyakit ikan lele
adalah dengan memberikan OTC 50 mg per kg pakan yang diberikan 7-10 hari.
Cara lainnya, rendam ikan dalam larutan OTC dengan dosis 3-5 ppm selama
12-24 jam. Ikan lele yang diberi antibiotik baru bisa dikonsumsi setelah
dua minggu.
- Penyakit
karena serangan Channel catfish
virus (CCV). Virus ini tergolong kedalam virus herpes. Ikan
yang terinfeksi tampak lemah, berenang berputar-putar, sering tegak
vertikal di permukaan, dan pendarahan dibagian sirip dan perut. Faktor
pemicu penyakit ikan lele ini adalah fluktuasi suhu air, penurunan
kualitas air dan kepadatan tebar yang tinggi. Untuk mencegah serangan
virus ini adalah dengan cara memperbaiki manajemen budidaya, menjaga
kebersihan kolam dan pemberian pakan yang berkualitas. Pengobatan ikan
yang telah terinfeksi jenis virus ini belum diketahui. Namun penyakit ikan
lele ini bisa pulih dengan meningkatkan kebersihan kolam seperti mengganti
air kolam hingga ikan terlihat pulih.
Selain
penyakit ikan lele di atas, terdapat juga sejumlah penyakit yang bukan
disebabkan oleh infeksi melainkan disebabkan oleh kondisi lingkungan, seperti
keracunan dan lain sebagainya. Berikut beberapa penyakit non-infeksi yang
penting diketahui dalam beternak lele:
- Penyakit
kuning (Jaundice), penyakit ini akibat
dari kesalahan nutrisi pakan. Penyebabnya antara lain kualitas pakan yang
buruk, seperti telah kadaluarsa atau pakan disimpan di tempat lembab sehingga
pakan rusak. Beberapa keterangan mengatakan jaundice
bisa disebabkan oleh pemberian jeroan atau ikan rucah secara kontinyu.
Keterangan lain mengatakan serangan jaundice
bisa datang apabila dalam air kolam banyak terdapat alga merah.
- Pecah
usus atau Reptured Intestine Syndrom
(RIS). Penyakit ikan lele ini terlihat dari gejalanya yang khas yaitu
pecahnya usus. Penyebabnya adalah pemberian pakan yang berlebihan. Ikan
lele merupakan ikan yang rakus, berapapun pakan yang kita berikan akan
disantapnya sehingga akan memecahkan usus bagian tengah atau belakang.
Untuk menghindarinya, lakukan pengaturan pemberian pakan yang efektif.
Kebutuhan pakan ikan lele per hari adalah 3-6% dari berat tubuhnya dan
harus diberikan secara bertahap, pagi, siang, sore atau malam hari.
- Kekurangan
vitamin, kasus kekurangan vitamin yang paling sering pada ikan lele adalah
kekurangan vitamin C. Kekurangan vitamin ini akan mengakibatkan tubuh ikan
bengkok dan tulang kepala retak-retak. Apabila terlihat penyakit ikan
seperti ini, berikan vitamin mix yang banyak dijual di pasar. Dosisinya 1
gram per kg pakan lele diberikan selama 5-7 hari.
- Penyakit
keracunan, penyakit ini ditimbulkan karena faktor lingkungan seperti air
yang tercemar pestisida, atau akibat kimia industri lainnya. Untuk
menanggulanginnya, usahakan penggantian air kolam minimal sebanyak 20%
setiap dua kali sehari.