MENGETAHUI JENIS HAMA DAN PENYAKIT
SEMANGKA DALAM USAHA BUDIDAYA TANAMAN SEMANGKA
Oleh Ety Setyaningsih, SP
Rangkaian proses budidaya sudah dijalankan dengan cermat, namun demikian
ada kalanya gangguan dapat menyerang sewaktu-waktu. Pada umumnya disebabkan
oleh perubahan cuaca, kondisi lingkungan yang kurang mendukung dsb. Oleh karena
itu kita perlu mempersiapkan segala kemungkinan dan mengantisipasi dengan
mempelajari dan menerapkan pencegahannya sedini mungkin. Berikut ini ulasan
mengenai berbagai jenis gangguan baik serangan hama, penyakit maupun
gulma yang menyerang tanaman semangka berikut cara pengendalian
dan penanganannya.
HAMA DALAM
BUDIDAYA SEMANGKA
Hama tanaman semangka dapat digolongkan dalam 2 kelompok:
- hama yang tahan terhadap pestisida
- hama yang tidak tahan terhadap pestisida.
Hama yang tidak tahan terhadap
pestisida
- (Kutu daun, bentuk seperti kutu), umumnya berwarna hijau pupus, hidup bergerombol, tidak bersayap, dan mudah berkembang biak.
- Gejala yang terjadi daun berberecak kuning, pertumbuhannya terhambat.
- Pengendalian dilakukan secara non kimiawi dan kimiawi dengan obat-obatan.
Hama yang tahan terhadap pestisida
seperti: tikus, binatang piaraan (kucing, anjing dan ayam). Pengendalian: menjaga pematang
selalu bersih, mendirikan pagar yang mengelilingi tanaman, pemasangan suatu
alat yang menghasilkan bunyi-bunyian bila tertiup angin dan diadakan pergiliran
jaga.
THRIPS
- Berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut badan beruas-ruas.
- Cara penularan secara mengembara di malam hari, menetap dan berkembang biak.
- Pengendalian: menyemprotkan larutan insektisida sampai tanaman basah dan merata.
ULAT PERUSAK DAUN
- Berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning, tanda serangan daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh seperti berlubang.
- Pengendalian: dilakukan secara non kimiawi dan secara kimiawi.
TUNGAU
- Binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan berukuran kecil mengisap cairan tanaman, membela diri dengan menggigit dan menyengat.
- Tandanya, tampak jaring -jaring sarang binatang ini di bawah permukaan daun, warna dedaunan akan pucat.
- Pengendalian: dilakukan secara non-kimiawi dan dengan pestisida.
ULAT TANAH
- Berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm, aktif merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang daun, terutama tunas-tunas muda, ulat dewasa memangsa pangkal tanaman.
Pengendalian:
- penanaman secara serempak pada daerah yang berdekatan untuk memutus siklus hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat di sekitarnya;
- pengendalian secara kimiawi, dengan obat-obatan sesuai dengan aturan penanaman buah semangka.
KUTU PUTIH DAN LALAT BUAH
- Ciri-ciri mempunyai sayap yang transparan berwarna kuning dengan bercak-bercak dan mempunyai belalai.
- Tanda-tanda serangan : terdapat bekas luka pada kulit buah (seperti tusukan belalai), daging buah beraroma sedikit masam dan terlihat memar.
- Pengendalian : dilakukan secara non kimiawi (membersihkan lingkungan terutama pada kulit buah, tanah bekas hama dibalikan dengan dibajak/dicangkul). Secara kimiawi : dengan obat-obatan.
PENYAKIT
DALAM BUDIDAYA SEMANGKA
Jenis penyakit yang umum menyerang tanaman semangka
LAYU FUSARIUM
- Penyebab: lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh jamur (hawa yang terlalu lembab).
- Gejala: timbul kebusukan pada tanaman yang tadinya lebat dan subur, lambat laun akan.
Pengendalian:
- Secara non kimiawi dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan, menanam pada areal baru yang belum ditanami, atau menanam benih yang sudah direndam obat;
- secara kimiawi dilakukan penyemprotan bahan fungisida secara periodik.
BERCAK DAUN
- Penyebab: spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman lain yang terserang.
- Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi cokelat akhirnya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu.
Pengendalian:
- secara non kimiawi seperti pada penyakit layu fusarium;
- tanaman disemprot dengan fungisida yang terdiri dari Dithane M 45 dosis 1,8-2,4 gram/liter; Delsene MX 200 dengan dosis 2-4 gram/liter, Trimoltix 65 Wp dosis 2-3 gram/liter dan Daconil 75 Wp dosis 1-1,5 gram/liter.
ANTRAKNOSA
- Penyebab: seperti penyakit layu fusarium.
- Gejala: daun terlihat bercak-bercak cokelat yang akhirnya berubah warna kemerahan dan akhirnya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan berwarna merah jambu yang lama kelamaan semakin meluas.
Pengendalian:
- dilakukan secara non kimia sepeti pengendalian penyakit layu fusarium;
- menggunakan fungisida Velimex 80 WP dosis 2-2,5 gram/liter air.
BUSUK SEMAI
- Menyerang pada benih yang sedang disemaikan.
- Gejala: batang bibit berwarna coklat, merambat dan rebah kemudian mati.
- Pengendalian: benih direndam di dalam obat Benlate 20 WP dosis 1-2 gram/liter air dan Difolathan 44 FF dosis 1-2 cc/liter air.
BUSUK BUAH
- Penyebab: jamur/bakteri patogen yang menginfeksi buah menjelang masak dan aktif setelah buah mulai dipetik.
- Pengendalian: hindari dan cegah terjadinya kerusakan kulit buah, baik selama pengangkutan maupun penyimpanan, pemetikan buah dilakukan pada waktu siang hari tidak berawan/hujan.
KARAT DAUN
- Penyebab: virus yang terbawa oleh hama tanaman yang berkembang pada daun tanaman.
- Gejala: daun melepuh, belang-belang, cenderung berubah bentuk, tanaman kerdil dan timbul rekahan membujur pada batang.
- Pengendalian: sama seperti penyakit layu fusarium. Belum ditemukan obat yang tepat, sehingga tanaman yang terlanjur terkena harus, supaya tidak menular pada tanaman sehat.
SERANGAN
GULMA DALAM BUDIDAYA SEMANGKA
Selain gangguan oleh hama dan
penyakit, gangguan juga disebabkan kekurangan/kelebihan unsur hara yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pohon semangka yang
kekurangan dan kelebihan unsur hara tersebut, menderita akibat adanya gulma
(tanaman pengganggu).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar